10 tahun berlanjut, Presiden Soeharti akhirnya meresmikan infrastruktur terbesar di Indonesia.
BACA JUGA:Pertama di Indonesia, Kalimantan Barat Bangun Jembatan Tercanggih, Apa Keistimewaannya?
Infrastruktur tertua ini pun akhinya diberi nama Bendungan Djuanda, namun seiring berjalannya waktu malah lebih familiar dengan nama Jatiluhur.
Saat itu, biaya proyek Bendungan Jatiluhur menelan investasi mencapai US$ 230 juta.
Dana fantastis tersebut memang menjadikan bendungan ini mempunyai sejuta manfaat bagi masyarakat.
Pada akhirnya, bendungan ini trpaksa harus menenggelamkan 14 desa dengan sekitar 5.004 penduduk yang direlokasi.
BACA JUGA: Jelang Imlek 2024, 5 Shio Ini Diprediksi Bakal Jadi Jutawan Berkat Hoki Dewi Fortuna!
Meskipun begitu, Bendungan Jatuluhur menjadi penyalur irigasi bagi 242.000 hektare lahan pertanian di wilayah Tarum Timur, Barat dan Utara.
Menariknya, waduk ini didesain dengan usia fungsional yang digadang mampu bertahan hingga 200 tahun.
Ketika berdirinya Waduk Cirata dan Saguling, rupanya Bendungan Jatiluhur diyakini mampu memperpanjang usianya hingga 276 tahun.
Bendungan ini disebut sebagai waduk terbesar di Indonesia, setidaknya pada tahun 1967 ketika diresmikan.
BACA JUGA: Bantu Pengembangan Bisnis, Mitme Jadi Platform Publikasi UMKM Pertama di Indonesia
BACA JUGA:MANTAP, Muba Daerah Pertama di Indonesia Adakan Latihan Tenaga Pemanen Buah Sawit Bersertifikat BNSP
Infrastruktur ini mempunyai potensi daya tampung berukuran jumbo yakni 12,9 miliar meter kubuk per tahunnya.