Pada busi standar atau sering disebut sebagai busi panas yang lazim digunakan untuk mesin mobil standar pabrikan.
BACA JUGA:Peel P50, Mobil Terkecil di Dunia, Bisa Dibuat Sendiri, Harganya Bikin Melongo
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Laptop untuk Programmer Pemula, Spek Canggih dengan Harga di Bawah 10 Juta
Sementara pada busi dingin kerap kali digunakan untuk menyebut busi racing, yang memang memiliki suhu rendah.
Sedangkan busi jenis Iridium, busi Laser Iridium dan busi Racing banyak dipraktekan pada mobil dengan kebutuhan performa tinggi dan biasa digunakan untuk balap.
Perlu kita tahu bahwa, setiap jenis busi ini mempunya masa pakainya masing-masing, dimulai dari 20.000 km, 40.000 km, 60.000 km dan 100.000 km.
Jika sudah melewati batas masa pakainya, maka harus dilakukan penggantian.
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Merk Mobil Paling Hemat Bensin, Toyota Jadi Juaranya
BACA JUGA:Apakah Bensin Bisa Basi? Begini Penjelasan dari Dokter Mobil Indonesia
Tidak Dianjurkan Memakai Busi Mobil Beda Merek
Menurut beberapa sumber, memakai busi beda merek walaupun jenisnya sama bisa menyebabkan meningkatnya suhu di dalam mesin jadi cepat panas, meskipun tidak mengakibatkan mesin jadi pincang.
Penyebabnya adalah adanya perbedaan material busi pada setiap merek yang berbeda, meski kode yang dimiliki dan tertera sama penggunaannya ditujukan untuk kendaraan tersebut.
Meningkatnya suhu panas yang berlebihan akibat memakai busi berbeda merek bisa juga meninggalkan kerak di ruang pembakaran.
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Jenis Mobil Keluarga Terbaik di 2024, Nomor 4 Gak Bikin kantong Bolong
BACA JUGA:Toyota Land Cruiser, SUV Premium yang Menghadirkan Kenyamanan Tak Terkalahkan, Segini Harganya
Dengan demikian bukan hanya suhu panas yang tinggi, kerak yang berkumpul di dalam mesin bisa menyebabkan turunnya performa serta menimbulkan suara ngelitik atau gejala knocking.