Ketiganya terletak di sisi timur kawasan pesisir Asahan, yang bersempadan langsung dengan selat Malaka.
Sebelum jembatan ini ada, warga sekitar harus melintasi daerah itu menggunakan sampan.
Barulah ketika jembatan terpanjang ini dibangun, dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin pada 2008, kehidupan masyarakat, terutama aktifitas perekonomian dapat bergerak lebih baik.
BACA JUGA:Ganti Presiden, Proyek Jalan Tol Trans Sumatera Belum Tersambung, Masih Berlanjut?
BACA JUGA:Lahannya Sumbangan Warga, Inilah Proyek Jalan Tol Layang di Sulawesi Selatan, Sudah Rampung?
Setidaknya, dalam 10 tahun terakhir sejak adanya jembatan terpanjang ini, terdapat 17 desa di tiga kecamatan yang mengalami peningkatan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Kurang lebih 70 persen masyarakat tersebut juga menggantungkan kehidupannya, dari sektor pertanian dan perkebunan.
Tak hanya jadi sarana akses transportasi penyeberangan, jembatan Tabayang juga dijadikan simbol bangkitnya kehidupan dan perekonomian masyarakat, khususnya di tiga wilayah Kecamatan Sei Kepayang.
Diharapkan kedepan pembangunan jembatan terpanjang ini di Sumut akan lebih banyak lagi.
Terutama untuk daerah-daerah yang belum tersentuh oleh pembangunan yang meliputi jalan, dan jembatan.
Sehingga masyarakat dapat terbantu terutama soal akses di wilayah mereka sendiri. *
Dapatkan update konten terkini dan terbaru setiap hari di Palpres.com. Ayo Gabung di Channel WhatsApp dengan cara klik link ini "Channel WA palpres.com".