“Kalau dirujuk lagi ke situasi zaman Rasulullah, disebutkan mushola berarti bukan masjid, melainkan tempat di luar masjid yang biasanya disebut lapangan,” tegasnya.
BACA JUGA:Bagaimana Hukum Ibu Hamil Berpuasa? Simak Dulu Penjelasan Lengkap Ustadz Abdul Somad
BACA JUGA:Golongan Orang yang Rugi Saat Puasa Ramadhan, Siapa Mereka? Simak Apa Kata Ustadz Das'ad Latif
Oleh karena itu, Rasulullah SAW memilih untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri di lapangan yang lebih luas.
Namun, beliau menegaskan bahwa jika masjid memiliki kapasitas yang cukup luas untuk menampung semua jemaah.
Dan kondisinya lebih kondusif daripada lapangan terbuka, maka lebih baik untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri di dalam masjid.
Contoh yang diberikan yaitu Masjid Nabawi di Madinah yang saat ini sudah sangat luas.
“Antum jangan lihat Masjid Nabawi yang sekarang sudah jauh mengalami renovasi berkali-kali lipat,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Masyarakat setempat, termasuk orang Indonesia yang berkunjung untuk ibadah umrah, biasanya melaksanakan Sholat Idul Fitri di masjid tersebut.
Prinsip yang sama dapat diterapkan di masyarakat modern saat ini.
Jika masjid memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menampung semua jemaah, maka lebih baik untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri di dalam masjid daripada di lapangan terbuka.
BACA JUGA:Niat Berpuasa Tapi Tidak Sahur, Apakah Boleh? Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
BACA JUGA:Hukum Puasa Ramadhan Tapi Masih Pacaran, Apakah Boleh? Begini Jawaban Ustadz Abdul Somad
“Tapi kalau masjidnya lebih luas dibandingkan lapangannya atau cukup menampung jemaah sedangkan keadaan lapangan tidak kondusif maka sholatlah di masjid supaya lebih afdol,” tambahnya.