Eksistensi tarian Mabang Handak tidak hanya terbatas pada upacara pernikahan, namun juga sering ditampilkan dalam berbagai acara pertunjukan rakyat, seperti pesta kenegaraan dan festival lainnya.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya upacara adat ini dalam memperkaya budaya lokal dan melestarikannya untuk generasi mendatang.
Makna filosofis dari tarian ini tercermin dalam jumlah penari yang terdiri dari sembilan gadis desa, melambangkan harapan akan kehadiran burung putih yang membawa berkah dan keberuntungan dalam pernikahan.
Upacara adat Mabang Handak juga menjadi bagian dari usaha melestarikan budaya lokal, di mana masyarakat Ogan Komering Ilir secara aktif terlibat dalam menjaga dan mempraktikkan upacara adat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat Ogan Komering Ilir secara aktif terlibat dalam menjaga dan mempraktikkan upacara adat ini dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:6 Wisata di OKU Selatan, Permata Berharga di Bumi Serasan Sekamunan yang Bikin Jatuh Cinta
Dengan melibatkan generasi muda dan memperkenalkan mereka pada warisan budaya mereka, upacara ini menjadi sarana untuk meneruskan tradisi dan nilai-nilai leluhur kepada generasi mendatang.
Dalam konteks yang lebih luas, upacara Mabang Handak menjadi simbol dari kearifan lokal dan keberagaman budaya yang kaya di Indonesia.
Ini memperkuat rasa identitas dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka sendiri.
Dengan demikian, upacara Mabang Handak dan Tarian Sembilan Gadis Desa bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga merupakan perwujudan dari nilai-nilai filosofis yang dalam dan tujuan yang mulia, baik dalam konteks spiritual maupun keberlanjutan budaya.
BACA JUGA:6 Tempat Wisata di Lahat dengan Keindahan Alam Bak Negeri Dongeng, Cantiknya Buat Susah Move On
Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan mengenai warisan budaya di Sumatera Selatan.