Ustad Yurzan LC mengatakan Keberkahan dalam Makan Sahur memenuhi perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits yang dibacakan Keutamaan mentaati beliau disebutkan dalam ayat,
BACA JUGA:Wakapolda Sumsel Berikan Pesan Ini Ke 15 Eks Napiter, Berikut Isinya
BACA JUGA:Safari Ramadhan Pj Gubernur Fatoni Bersama Forkopimda Sumsel di Masjid As- Sa’Adah Mapolda Sumsel
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisa: 80).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).
Ustad Yurzan menambahkan Makan sahur merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengan ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR. Muslim).
Lanjutnya dalam Islam mengajarkan Keberkahan serta keridhaan yang tulus dan ikhlas.
Selain itu dengan makan sahur, keadaan fisik lebih kuat dalam menjalani puasa.
Beda halnya dengan orang yang tidak makan sahur. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu semakin menguatkan dan menambah semangat orang yang berpuasa.” (Syarah Shahih Muslim).
Orang yang makan sahur mendapatkan shalawat dari Allah dan doa dari para malaikat-Nya.
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,