Persoalan lainnya yang dihadapi dunia pendidikan, adalah kian tercerabutnya materi ajar dari kearifan lokal masyarakat sekitarnya.
BACA JUGA:Mainnya Egois Banget, Marselino Ferdinan Jadi Bulan-bulanan Warganet: Lo Bukan Ronaldo atau Messi!
Akibatnya, kondisi itu membuat makin sulit menemukan korelasi fungsional antara muatan ajar dengan kebutuhan di dunia nyata.
GREAT Edunesia menilai, Merdeka Belajar sebagai gagasan baru untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia, masih terlalu prematur untuk dilihat keberhasilannya.
Selain tidak ada jaminan paket-paket kebijakan ini masih terus berlanjut, selepas pergantian kepemimpinan nasional.
Karenanya, GREAT Edunesia menilai jalan terjal diprediksi masih akan ditempuh dalam koridor transformasi pendidikan.
BACA JUGA:Jadwal Sholat Hari Ini 3 Mei 2024 di Kota Palembang dan Sekitarnya
BACA JUGA:Teken Kontrak Rp16,21 Triliun, Proyek Jalan Tol di Riau Dilengkapi Terowongan Khusus Gajah
Khususnya dalam mewujudkan SDM unggul Indonesia yang memiliki enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Terkait kondisi itulah, GREAT Edunesia menginisiasi forum diskusi untuk mencari solusi terkait jalan terjal yang diprediksi masih akan ditempuh dalam koridor transformasi pendidikan
Forum diskusi dibuka dengan Gelar Wicara Pendidikan Nasional. Ahmad Juwaini, Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa.
Hadir sejumlah pembicara nasiobal dalam sesi tersebut.
BACA JUGA:Sempat Tak Ada Kepastian, Ini Kabar Terbaru Proyek Tol Lubuklinggau - Bengkulu, Bakal Dilanjutkan?
BACA JUGA:Fitur Lengkap dengan Teknologi Canggih, Honda Beat 150 Terbaru Siap Mendominasi Pasar Skuter Matic
Diantaranya drh. Adian Husaini, M.Si., Ph.D. (akademisi), Dr. Zaim Ukhrowi (tokoh pendidikan).