Hizbullah Hujani Israel dengan Roket Katyusha, Sasar Markas Divisi Golan

Selasa 07-05-2024,10:53 WIB
Reporter : Sulis Utomo
Editor : Kgs Yahya

Namun murah, mudah diproduksi, dan dapat digunakan pada hampir semua sasis. 

BACA JUGA:3 Fakta Menarik Tentang Motor Honda Super Cub C125 yang Harganya Rp 60 jutaan, Pas Buat Para Cewek!

BACA JUGA:Masuk dalam PSN, Proyek Jalan Tol Semarang-Demak 26,84 km Dipercepat, Ini Targetnya

Katyusha pada Perang Dunia II, artileri self-propelled yang diproduksi secara massal oleh Uni Soviet, biasanya dipasang pada truk. 

Mobilitas ini memberi Katyusha, dan artileri self-propelled lainnya, keuntungan lain: mampu melancarkan serangan besar sekaligus, dan kemudianbergerak sebelum ditemukan dan diserang dengantembakan balasan baterai.

Senjata Katyusha pada Perang Dunia II antara lain peluncur BM-13 , BM-8 ringan , dan BM-31 berat.

Saat ini, julukan Katyusha juga diterapkan pada peluncur roket ganda pasca-Soviet – selain non-Soviet – yang dipasang di truk, terutama BM-21 Grad dan turunannya.

BACA JUGA:HUT ke 44 Dekranas, PJ Ketua Dekranasda Sumsel Tyas Fatoni Pimpin Rapat Pemantapan Keikutsertaan

BACA JUGA: 345 Putra-Putri Daerah Raih Mimpi Berkat Beasiswa dari Bukit Asam

Dalam perkembangannya, Uni Sovyet terus mengembangkan roket ini.

Hingga peluncurnya tak hanya meluncurkan roket saja, tapi juga dapat untuk melepaskan munisi lain.

Seperti rudal antitank, ranjau darat, hingga bom asap.  

Selain Uni Sovyet, Roket Katyusha sangar populer di negara-negara Sekutu Moskow.

BACA JUGA:1.000 UMKM Terima Sertifikasit Halal, Peluang Pelaku Usaha Bersaing di Pasar Global

BACA JUGA:WAH GAWAT! Penerima Bansos PKH dan BPNT Baru Hasil Validasi by System Belum Tentu Dapat Lagi, Kok Bisa?

Mulai dari Yugoslavia, Iran, Mesir, Cina, Korea Utara, Polandia, Cekoslowakia, hingga Rumania.

Kategori :