Pada 1980-1985 hutan tropis idibabat hingga tinggal 17 persen.
BACA JUGA:450 Calon Jemaah Haji Palembang Kloter 1 Berangkat dari Bandara SMB II Menuju Madinah
BACA JUGA:Singapura dan Malaysia Kepincut, Inilah Megaproyek Desalinasi Super Canggih di Kalimantan Utara
Lalu pada 1986-1992, ketika ada pelarangan pembalakan liar, hutan Air Sugihan terus dibabat hingga hanya tersisa 6 persen saja.
Akhirnya, hutan Air Sugihan tinggal cerita pada 1992-1997 karena sudah benar-benar habis.
Nah, di Desa Batu Air Sugihan, Tim Puskass menemui Pakde Jamin.
Pakde Jamin adalah tokoh awal saat transmigrasi di Bukit Batu, Air Sugihan.
BACA JUGA:Kapolda Bersama Klub Motor Berpatroli Keliling Jaga Kamtibmas di kota Palembang
BACA JUGA:Lowongan Kerja Perusahaan Produk Keramik PT Arwana Citramulia Tbk Lokasi Gresik
Pria ramah berusia 70 tahun ini, dengan ramah menerima Tim Puskass di kediamannya.
Sambil menyuguhkan kopi khas Air Sugihan, Pakde Jamin mengisahkan bahwa orang-orang awal Transmograsi di Air Sugihan kini sudah tidak banyak lagi.
“Sekarang generasi kedua atau ketiga dari yang awal datang bertransmigrasi ke sini.
Saat kali pertama tiba disini, kami sekeluarga ditempatkan Petak Jalur 31 Bukit Batu, Air Sugihan OKI.
BACA JUGA:Kisah Bujang Kurap Pemuda Baik Hati Wajah Buruk Rupa dari Bumi Silampari
BACA JUGA:Cek Spesifikasi Infinix GT 10 Pro, HP Infinix Hot 30i, Infinix Zero 30 5G, dan Infinix Note 12 VIP
Saya berumur 27 tahun saat itu, 2 anak,” jelas Pakde Jamin yang mengaku berasal dari Jawa Barat, tapi ditempatkan bersama kawan-kawan dari Jawa Tengah.