Khusus untuk proyek limbah ini, tentunya akan melibatkan sistem smart waste management seperti Smart Bin, Smart Waste Fleet dan prinsip 3R berbasis IoT.
Pemerintah juga akan menerapkan sistem SCADA yang berfungsi memantai gerak data penyaluraan air limbah agar mitigasi dan pemeliharaan infrastruktur bisa terpantau.
Adanya teknologi IoT dalam proyek IPAL di IKN disebut sebagai titik krusial suksesnya akses data dan informasi yang pengolahan datanya serva digital.
Sehingga perusahaan Dubai digaet untuk memuluskan proyek IPAL berbasis teknologi canggih berlapis ini.
BACA JUGA:Kick-off Timnas Indonesia vs Irak Dimajukan Jadi Pukul 16.00, PSSI: Permintaan Shin Tae-yong
Jadi, nantinya IoT memiliki banyak peran dalam pengelolaan limbah serta akan dipasang sensor canggih.
Sedangkan perusahaan Dubai yang bakal terlibat dalam pengelolaan limbah di IKN yakni Envirol, yang tak lain bagian dari Arsekal Group.
Pengalaman mumpuni yang dimilikinya di bidang teknologi canggih pengelolaan limbah, menjadi harapan besar dalam menciptakan ibukota Nusantara benar-benar berbasis konsep Smart City dan Eco-Friendly.
Informasi lainnya, Menteri PUPR Basuki Hadimulyono menarget proyek IPAL senilai Rp638 Miliar ini akan beroperasi pada Agustus 2024.
Basuki menekankan agar proyek ini tidak molor, termasuk juga dengan proyek TPST yang digarap secara bersamaan.
Sebagai bocoran informasi, pemerintah RI membangun infrastruktur IPAL ini di tiga lokasi yang berbeda.
Kapasitas pengolahan harian dari IPAL ini diproyeksikan sebesar 5000 meter kubik.
IPAL ini juga nantinya bakal digunakan untuk menampung limbah dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
BACA JUGA:Lowongan Kerja Bulan Mei 2024: Peluang Karir PT Mayora Indah Tbk Tersedia 3 Posisi Jabatan Menarik
Proyek ini telah dimulai sejak Desember 2023, dan per Januari 2024 telah memasuki progres sebesar 14,56 persen.