"Harapan hidup lansia di OKU Timur itu tinggi, tapi kita harus siap dengan segala bentuk masalah yang akan kita temui di usia lansia. Oleh karena itu, kita perlu membekalinya dengan ilmu-ilmu yang mencakup 7 dimensi," tuturnya.
BACA JUGA:Mendidik Banget! 13 Rekomendasi Game Terbaik Untuk Anak, Bermain Sambil Belajar
Tujuh dimensi yang dimaksud, yakni dimensi spiritual, dimensi intelektual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional dan vokasional serta dimensi lingkungan.
"Dengan adanya Sekolah Lansia ini dapat menjadi solusi sebagai tempat para lansia untuk mengisi waktu di masa pensiun, karena memang 7 dimensi ini harus betul-betul diberdayakan di usia lansia," tegasnya.
Di hadapan para lansia, Sheila menjelaskan di dalam tubuh manusia terdapat hormon bahagia.
Di antaranya Hormon Endorfin dan Dopamin.
"Salah satu cara untuk mengeluarkan hormon tersebut adalah dengan ice breaking, yel-yel, bergerak/olahraga, senyum simetris selama 7 detik dan beribadah," jelasnya.
Ia berharap kehadiran sekolah lansia di OKU Timur bisa membantu menjadikan lansia mandiri, smart, produktif, dan tentunya bahagia.
Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan Taruna Rosevelt dalam sambutannya mengapresiasi Sekolah Lansia Sebiduk Sehaluan.
"Kami sangat mengapresiasi atas launchingnya Sekolah Lansia Sebiduk Sehaluan. Ini launching perdana di Kabupaten OKU Timur dan kami berharap akan ada sekolah lansia lainnya di setiap kecamatan, ini sangat bermanfaat karena para lansia ini diberikan ruang waktu dan tempat untuk berkarya, mencari inspirasi, bersilaturahmi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala DPPKB Kabupaten OKU Timur Zainal Abidin, SSiT, MM dalam laporannya menyebutkan, sekolah lansia ini adalah yang kedelapan di Sumsel.
Saat ini sebanyak 30 peserta yang terdaftar.
"Mudah-mudahan dengan jumlah 30 peserta ini, nantinya bisa mengembangkan dirinya menjadi lansia yang tangguh," harapnya.
Tips Menjadi Lansia yang Produktif dan Percaya Diri
Sering kali lansia mengalami keterbatasan untuk melakukan sesuatu. Bukan karena keterbatasan fisik, tetapi karena orang-orang terdekat yang membatasi pergerakannya.