BACA JUGA:5 Tingkatan Ilmu Menurut Spiritual Jawa, Kamu di Tingkatan Mana?
BACA JUGA:Temui Pj Bupati Muba, PT Indomarco Prismatama Salurkan Dua Bantuan CSR
1. Versi Pertama menurut Raden Husein atau Di Rajo, seorang penelusur sejarah Palembang
Lorong Basa dulunya selalu basah lantaran tumpahan dan ceceran air yang diangkat dan diangkut melewati lorong ini.
Para pedagang Tionghoa membawa air dari sungai Musi ke perkampungan di sekitar Masjid Lamo dan Beringin Janggut dengan menggunakan kaleng segi empat yang diangkut dengan cara dipikul.
Akibat aktivitas inilah, jalan tersebut selalu basah sehingga dinamakan Lorong Basa.
BACA JUGA:Bansos PKH dan BPNT Cair Lewat ATM KKS Duluan, Untuk KPM Dengan Kriteria Berikut!
2. Versi Kedua, nama Lorong Basa konon juga terkait dengan praktik prostitusi yang terjadi di masa Belanda sekitar tahun 1938-1942.
Kawasan ini menjadi tempat prostitusi lantaran lokasinya strategis di pusat perdagangan dan pelabuhan.
"Basa" dalam konteks ini merujuk pada aktivitas ilegal yang terjadi disana kala itu.
3. Versi Ketiga, Lorong Basa diambil dari nama Jalan Sentot Alibasyah
BACA JUGA:Warga Yahudi Israel Serbu Masjid Al Aqsa, Aniaya Warga Palestina, Indonesia Protes Keras
BACA JUGA:GACOR BANGET! 5 HP Merek Hp yang Tahan Terendam Air, Bisa Dipakai Buat Ngonten Sambil Diving
Menurut versi ketiga ini, Lorong Basa diambil dari nama Jalan Sentot Alibasyah yang sering disingkat menjadi Lorong Basa.
Walaupun masuk akal, namun versi ini dianggap kurang kuat lantaran sebelum tahun 1970-an, jalan ini telah dikenal dengan nama Lorong Basa.