PALPRES.COM - Selama berabad-abad, Provinsi Maluku Tengah mempunyai tradisi unik yang terus dilestarikan yakni Pukul Menyapu.
Selain bertujuan mempererat tali persaudaraan, tradisi adat istiadat ini juga mengajarkan nilai-nilai keberanian, solidaritas dan pengampunan.
Tradisi Pukul Mneyapu ini dilaksanakan setiap tahunnya dan sudah menjadi warisan turun-temurun dari daerah Maluku Tengah yang begitu kental.
Biasanya, adat istiadat ini dilaksanakan di Desa Mamala dan Desa Morella setiap tahun pada tanggal 7 Syawal, yakni beberapa hari setelah Idul Fitri.
BACA JUGA:Hari Kedua di Mina, Jemaah Haji Lontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
BACA JUGA:BLT BPNT dan Bansos PKH Tahap 3 Sudah Cair, Disusul Pencairan BLT MRP Rp600.000 Akhir Juni Ini
Tradisi Pukul Menyapu juga lebih dikenal dengan istilah 'Baku Pukul Menyapu' atau Palasa, yang melibatkan aksi saling memukul dengan lidi enau sebagai simbol penebusan dosa dan peringatan atas perjuangan masa lalu.
Tradisi unik ini berawal dari masa penjajahan Portugis dan VOC di abad ke 16.
Kala itu, Kapitan Telukabessy dan pasukannya bertempur gigih mempertahankan Benteng Kapahaha dari serangan penjajah.
Walaupun mereka akhirnya kalah dan benteng jatuh ke tangan penjajah, namun keberanian dan pengorbanan mereka tak terlupakan.
BACA JUGA:Segera Diangkat Derajatnya! Ini 7 Weton Anak Pembawa Keberuntungan Bagi Orang Tuanya
Sebagai tanda kekalahan dan mengingat perjuangan mereka, pasukan Telukabessy mengambil lidi enau dan saling mencambuk hingga berdarah-darah.
Aksi ini juga menjadi simbol perlawanan dan keteguhan hati masyarakat Maluku Tengah.
Pukul Menyapu tak hanya mengenang perjuangan pahlawan masa lalu, namun juga menjadi sarana penebusan dosa serta mempererat tali persaudaraan di antara Masyarakat Desa Mamala dan Desa Morella.