Artinya, jumlah pejuang Hizbullah yang “menganggur” saat ini masih sangat banyak.
BACA JUGA:Lowongan Kerja PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills (APP Sinarmas) Fresh Graduate Lulusan S1
BACA JUGA:Ditonton Hingga 2.000.000 lebih Penonton Dalam 9 Hari, Simak 4 Fakta Tentang Film Ipar Adalah Maut
Namun hal itu bisa saja berubah, jika perang habis-habisan antara Hizbullah dan Israel benar-benar meletus.
Hal ini sejalan dengan apa yang telah ditegaskan oleh Hassan Nasrallah beberapa tahun lalu, bahwa para pejuang dari Iran, Irak, Yaman, Afghanistan dan Pakistan, “akan menjadi mitra” dalam perang habis-habisan semacam itu.
Hal ini merujuk pada rencana militer Israel melakukan invasi ke Lebanon, guna menyudahi gempuran sengit yang dilakukan Hizbullah.
Ditambah lagi kesiapan para pejabat dari kelompok Lebanon dan Irak yang didukung oleh Iran, bahwa para pejuang dari seluruh kawasan akan bergabung jika perang meletus di perbatasan Lebanon-Israel.
BACA JUGA:PT Tirta Fresindo Jaya Buka Lowongan Kerja Terbaru Lulusan D4 dan S1 Cek Syarat dan Kualifikasinya
Hal ini terbukti beberapa kelompok telah melancarkan serangan terhadap Israel dan sekutunya, sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.
Mereka kerap melakukan serangan sporadis terhadap Israel dan sekutunya.
Kelompok-kelompok Islam Pro Iran ini baru akan berhenti berperang, ketika Israel mengakhiri serangannya terhadap Hamas, sekutu mereka di Gaza.
Sebelumnya, Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyatakan tidak gentar atas ancaman Israel yang akan menempuh opsi militer guna meredam gempuran ke wilayahnya.
BACA JUGA:Skutik Gambot dengan Harga Terjangkau Resmi Hadir, Ini Spesifikasi Zontes 350
Bahkan, Hassan Nasrallah menjanjikan ucapan “selamat datang” yang tak akan bisa dilupakan Pasukan Israel.