Sebagai gantinya, mengajak kelompok warga untuk memanfaatkan potensi madu yang ada di hutan tersebut sebagai sumber penghasilan.
BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Salurkan Bantuan Penanganan Stunting ke Pemkab Bangka
BACA JUGA:Kolaborasi Bank Sumsel Babel dan Pemprov Sumsel Gelar Program Kurban Serentak se Sumatera Selatan
Salah satunya madu pahit, yang tidak ditemui di daerah lainnya di Indonesia.
"Meski awalnya mendapat banyak keluhan dari warga tapi Alhamdulillah, secara perlahan mereka mengeti dan mulai memilih menjual madu," ucapnya.
Tantangan yang dihadapi tidak hanya sampai disitu, pengemasan dan pemasaran juga menjadi masalah baru lainnya.
Mula-mula warga menggunakan botol bekas sirop untuk menjual madu, tapi karena tampilannya kurang menarik jadi sulit untuk menjualkannya.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Bank Sumsel Babel Salurkan Bantuan Hewan Kurban
BACA JUGA:Kolaborasi Bank Sumsel Babel dan Pemprov Sumsel Gelar Program Kurban Serentak se Sumatera Selatan
"Apalagi belum banyak warga yang cakap teknologi untuk mempromosikan produk madu ini," kata Zaiwan.
Sampai dengan akhirnya masalah itu terpecahkan berkat Pemda dan Bank Sumsel Babel yang memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM madu di Desa Namang.
Bank Sumsel Babel dan Pemda juga sering memperkenalkan produk madu Pelawan di event-event yang diadakan di sejumlah daerah.
Selain itu, warga juga mendapatkan pendampingan untuk packaging sehingga lebih menarik dan mudah dipasarkan.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Bank Sumsel Babel Salurkan Bantuan Hewan Kurban
BACA JUGA:Layanan Internet Banking Bank Sumsel Babel Makin Disempurnakan, Transaksi Perbankan Lebih Mudah
"Alhamdulillah semua itu sangat membantu warga Desa Namang, mayoritas warga saat ini lebih memilih menjual madu dan mengolah sawah daripada menambang timah," sambungnya