Kehadiran AFDI, lanjut Menteri Budi Arie, dapat untuk memberikan second opinion atau suatu hasil forensik digital.
BACA JUGA:Diprediksi Petahana Lawan Kotak Kosong didalam Dua Pilkada di Sumsel
Suatu audit forensik, menurut Menteri Budi Arie, kehadirannya sangat penting, khususnya untuk memetakan root cause insiden siber.
Diakui Menteri Budi Arie, pertukaran informasi dan kemampuan antar pelaku kepentingan sangat penting.
Karena, lanjut dia, dapat menutupi celah overlook jika hanya satu pihak melakukan audit forensik.
Dicontohkan Budi, Amerika Serikat membentuk cyber forensics lab yang memiliki kapasitas analisis malware dan gangguan keamanan siber mumpuni.
BACA JUGA:Bansos PKH Tahap 4 Via ATM Cair Agustus, Lalu Kapan Pencairan Via Pos? Ini Jadwalnya!
BACA JUGA:Dua Jalan Protokol di Palembang Akan Diberlakukan Sistem Ganjil-Genap, Kapan Mulainya?
Unit Cyber Security Kementerian Digital Malaysia juga memfasilitasi berbagai kebutuhan keamanan siber, termasuk analisis barang bukti digital.
Pemerintah dalam hal ini, menurut Budi Arie, berusaha fokus pada aspek mitigasi dan resiliensi dalam keamanan siber.
Karena mitigasi dan resiliensi menjadi hal yang sangat penting, untuk memastikan sesuatu dalam sistem dapat kembali beroperasi dengan baik pasca insiden siber," tuturnya.
Menteri Budi Arie optimis dengan memperkuat kolaborasi lintas sektor, Indonesia dapat mengembangkan ilmu forensik digital.
BACA JUGA:Kepala BKKBN RI Kukuhkan Pj Gubernur dan Pj Ketua TP-PKK Sumsel Sebagai Duta Bapak Anak Stunting
Sehingga, dapat menghadirkan ekosistem digital yang lebih baik dan lebih aman kedepannya.