PALPRES.COM - Terdapat sebuah desa di Sulawesi Tenggara yang memikat hati namun keindahannya lenyap ketika sebuah megaproyek bendungan akhirnya dieksekusi.
Bahagia bercampur sedih, sebab desa di pelosok Konawe ini kedatangan infrastruktur tata kelola air terbesar kedua di Indonesia.
Bahkan, megaproyek bendungan andalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara ini akan mencaplok lahan 5 desa sekaligus.
Padahal, 5 desa ini baru saja dimekarkan dari induknya 12 tahun silam, tepatnya setelah terbit Perda Kabupaten Konawe Nomor 1 Tahun 2012.
BACA JUGA:Pagi Ini Gempa Guncang Gorontalo, NTB dan Banten, Segini Kekuatan Magnitudonya
Lantas, desa mana saja yang menjadi korban sebuah waduk raksasa di tanah air tersebut?
Sebuah desa dengan keanekaragaman hayati dan penuh keasrian ini bernama Kampung Asinua Jaya.
Seiring berjalannya waktu, Kampung ini berhasil dimekarkan menjadi 5 desa, diantaranya Asinua Jaya itu sendiri.
Kelurahan Amondia seluas 29.872 hektare, Kampung Asipako yang melega 2400 hektare.
BACA JUGA:Istana Wakil Presiden di IKN Segera Dibangun, Anggarannya Capai Rp1,7 Triliun
BACA JUGA:Walau Sumsel Bakal Kehilangan Wilayah, MATAHATI Siap Dukung Sumsel Barat Berdiri
Kemudian ada Desa Lasao Jaya dan Anggohi yang tak kalah luas dan eksotis.
Keindahan kampung yang mempesona di pelosok Konawe ini berubah drastis menjadi sebuah hamparan bendungan senilai Rp9 triliun.
Ya, 5 desa ini terdampak dengan adanya pembangunan bendungan Pelosika seperti dikutip dari laman resmi Desa Asipako, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Nantinya, bendungan dengan kapasitas 822 juta meter kubik atau waduk terbesar kedua di Indonesia ini untuk membendung Sungai Konawe.