Yuval Green menegaskan, pengalamannya yang berpengaruh di Gaza menggerakkan dia untuk berbicara di depan umum atas nama Israel dan Palestina.
BACA JUGA:Rekomendasi 3 Kendaraan Hybrid Suzuki di GIIAS 2024, Konsumsi BBM Lebih Irit dengan Fitur Canggih
BACA JUGA:Catatan Hari Pertama Sepak Bola Putra Olimpiade Musim Panas 2024, Ada 8 Pertandingan Pembuka
Sementara itu, terkait mundurnya Yuval Green dan unitnya, dibenarkan oleh IDF.
Menurut IDF, tindakan tersebut mengikuti hukum internasional.
Dikatakan IDF, apa yang dilakukan Yuval Green dan unitnya sesuai dengan hukum internasional.
“Mereka menghindari kerusakan infrastruktur sipil semaksimal mungkin, terlepas dari kebutuhan militer,” ujar IDF.
BACA JUGA:Walau Sumsel Bakal Kehilangan Wilayah, MATAHATI Siap Dukung Sumsel Barat Berdiri
BACA JUGA:Pemkab OKI Gelar Lomba Balita Sehat, Wujudkan Generasi Emas 2045
Meskipun sangat sedikit tentara IDF yang bertugas di Gaza yang menyatakan menentang perang tersebut, mereka yang menyuarakan pendapatnya melakukannya secara anonim.
Namun, hanya Yuval Green yang berani berbicara langsung di depan umum terkait penolakannya bertempur di Gaza, Palestina.
Sementara itu, Mantan Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu di perkebunan Trump di Mar-a-Lago, Jumat pagi waktu setempat.
Pertemuan penting ini terjadi ketika ketegangan di Timur Tengah terus meningkat, dan perang Israel-Hamas menjadi isu utama kebijakan luar negeri menjelang pemilu November mendatang.
BACA JUGA:FAKTA! Ini Rahasia Panjang Umur Warga di Lereng Gunung Lawu Jawa Tengah
BACA JUGA:Tol Kartasura – Klaten Ditarget Rampung Agustus Ini, dari Solo ke Klaten Jadi hanya 30 Menit Saja
Netanyahu telah menghabiskan waktu seminggu di Amerika Serikat untuk bertemu dengan para pejabat dan berpidato di depan Kongres.