Pada kesempatan terpisah, GM Zona 10 Subholding Upstream Pertamina, Yoseph Agung Prihartono, menjelaskan, potensi budidaya jamur melalui Program Semur Cendawan dapat menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan pangan dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan.
Menurut Yoseph, kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Dinas Ketahanan Pangan, SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi, dan penerima manfaat.
Akan mampu menciptakan manfaat dan nilai yang dinikmati bersama (creating shared value).
“Kami percaya bahwa Program Semur Cendawan dapat menjadi salah satu solusi bagi Kabupaten PPU dalam menghadapi tantangan di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan, khususnya sumber pangan alternatif, seiring statusnya sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).
BACA JUGA:Begini Cara Pertamina Hulu Kalimantan Timur Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan di Daerah
Head of CRC Zona 10 Dharma Saputra menjelaskan berbagai inovasi yang dikembangkan dalam program ini.
Antara lain berupa intensifikasi pertanian di lahan pekarangan melalui pembangunan apartemen jamur, pembentukan pusat pembelajaran (learning center), Model Bisnis Inti Plusma, Olahan Produk Jamur.
Serta penerapan teknologi sederhana yaitu Sterilisasi Media Jamur Dalam Bejana (SEMENJANA), Pengkabut Rumah Cendawan dengan Terencana (BUMANTARA), dan Kompor Minyak Jelantah (KOMJEN).
“Kehadiran pusat pembelajaran di program ini menjadi media pembelajaran kolektif kelompok atau masyarakat yang ingin memiliki komoditas penyangga di pekarangan melalui budidaya jamur tiram dan hortikultura,” papar Dharma.