YAMAN, PALPRES.COM – Setelah Iran dan Hizbullah, giliran Kelompok Houthi Yaman bersiap melakukan serangan besar ke Israel.
Serangan dari Grilyawan Islam berbasis di Yaman itu, sebagai respon atas gempuran militer Israel ke Pelabuhan Hodeidah yang dikuasai Houthi, Sabtu 20 Juli 2024.
Dalam pernyataannya yang disiarkan televisi, Kamis 8 Agustus 2024 wakti setempat, Pemimpin Houthi di Yaman, Abdul Malik al-Houthi menegaskan bahwa pembalasan atas serangan Israel ke pelabunan terbesar di Yaman tersebut tidak dapat dihindari.
Walau agak sedikit terlambat, namun pernyataan Pemimpin Houthi ini kain menambah ketegangan regional yang meningkat.
BACA JUGA:3 Kasat Baru di Polres OKI Serah Terima Jabatan, Ini Pesan AKBP Hendrawan Susanto
BACA JUGA:Harga Emas Antam di Palembang Hari Ini Naik Lagi, Tembus Rp1.409.000 per Gram
Khususnya setelah Iran dan Hizbullah menyatakan akan membalas atas serangan Israel yang menewaskan dua pemimpin sekutu Teheran.
Keduanya adalah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang terbunuh dalam serangan di Teheran, 31 Juli 2024.
Kemudian sehari sebelumnya, Komandan Militer Utama Hizbullah Fuad Shukr tewas dalam serangan Israel di Beirut, Lebanon.
Menurut Abdul Malik al-Houthi, pertempuran dengan militer Israel adalah “puncak” dari semua yang dilakukan Houthi selama ini.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Wilayah Sumsel Hari Ini 9 Agutus 2024, Wilayah Palembang Berpotensi Hujan Ringan
BACA JUGA:Bergabung ke Serie A, David de Gea Capai 'Kesepakatan Verbal' Dengan Klub Ini
Kelompok Houthi memerangi Israel sebagai bagian dari apa yang disebut “poros perlawanan” Iran, yang mencakup kelompok militan di Irak, Suriah, dan Lebanon.
Abdul Malik al-Houthi mengakui, respons yang pihaknya lakukan terhadap tindakan Israel, memang agak tertunda.
Namun, lanjut dia, hal itu murni karena alasan taktis.