Lalu satu tahanan Rutan Pakjo Kelas 1 A Palembang yang baru dua minggu dititipkan Kejaksaan Negeri Palembang yakni Irohim (22) ditemukan tewas.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Bersama BNN optimis Memberantas Narkoba di Sumsel
BACA JUGA:Pj Sekda Sumsel Edward Candra Akan Dorong Tanda Tangan Elektronik Dalam Lingkungan Pemprov
Sehingga Tewasnya Irohim menimbulkan kejanggalan sehingga keluarganya meminta jasad Irohim diautopsi untuk memastikan penyebab kematiannya.
Lalu Kadivpas Kemenkumham Sumsel, Mulyadi mengakui jika seluruh rutan yang ada di Sumsel ini kelebihan kapasitas.
Namun, kematian tahanan Rutan Pakjo itu disebabkan oleh sakit.
"Di dalam rutan ada petugas medis yakni dua dokter dan juga ada perawat. Jika ada warga binaan yang sakit akan segera ditangani," ujarnya.
BACA JUGA:MAKIN PANAS! Setelah Iran dan Hizbullah, Giliran Houthi Bersiap Serang Israel
Lalu Ia juga menegaskan jika ada warga binaan yang tewas diduga karena dibunuh maka pihaknya akan melakukan interogasi terhadap petugas.
"Yang tentunya untuk yang tahanan yang meninggal hari ini kami pastikan meninggal karena sakit dan ini di perkuat dari keterangan dokter di rutan," katanya.
Tak hanya itu Menurut pengakuan Mulyadi, sebelum Irohim meninggal ia sempat mengeluhkan sakit kepala, pusing, mual dan sempat terjatuh.
"Walau keluarga tidak terima dan melakukan autopsi untuk Irohim tidak masalah karena itu kewenangan keluarga untuk memastikan penyebab kematian Irohim," pungkasnya.