Terdapat kisah menarik yang ditulis Sigit Aris Prasetyo dalam bukunya yang berjudul 'Dunia dalam Genggaman Bung Karno" yang diterbitkan tahun 2017 lalu.
BACA JUGA:Lindungi Pendemo Palestina, Warga AS Ditembak Tentara Israel, Begini Kondisinya
BACA JUGA:Pj Bupati OKI Dianugerahi UHC Award, Cover 97 Persen Warganya Lewat JKN-KIS
Pada pertemuan itu, Che menanyakan sesuatu yang agak pribadi kepada Soekarno.
"Untung sang penerjemah tak langsung menerjemahkan, yang pastinya akan sangat memalukan Soekarno," tulis Sigit dalam bukunya.
Soekarno kemudian memberi wejangan kepada Che bagaimana perjuangan Bangsa Indonesia.
"Bagi saya, Che, sebuah perubahan sejarah itu tak boleh setengah-setengah, ia harus menjebol, ia harus memporakporandakan.
BACA JUGA:Inilah Bacaan Ajian Qulhu Geni dan Qulhu Sungsang Sunan Ampel, Raja Jin Tanah Jawa Sampai Tunduk
Dari situasi porak poranda itu, kita bangun yang baru, bangunan masyarakat modern, terhormat dan memanusiakan manusia," kata Bung Karno.
Kemudian, Che memberi sekotak ceruti Kuba kepada Bung Karno.
Bapak Bangsa Indonesia itu kemudian mengajak Che ngobrol di teras istana negara.
Itulah sebuah keakraban yang bersejarah.
BACA JUGA:Benarkah Masjid dan Muslim Jadi Sasaran? Cek Fakta Kerusuhan Hebat yang Terjadi di Inggris
BACA JUGA:Ledakan Dahsyat di China Guncang Pelabuhan Tersibuk di Dunia, Ternyata Ini Sumbernya
Che Guevara sendiri meninggal pada 9 Oktober 1967 di Bolivia akibat hukuman mati dengan cara ditembak.