Lokasi ini menjadi titik terjadinya gempa bumi dengan kekuatan 8 atau 9 skala Richter periode 100 hingga 200 tahun sekali.
BACA JUGA:Benarkah Masjid dan Muslim Jadi Sasaran? Cek Fakta Kerusuhan Hebat yang Terjadi di Inggris
BACA JUGA:Kumpulkan Informasi Intelijen, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Jadi Target Israel Selanjutnya
Gempa-gempa yang disebut "gempa megathrust" ini, yang sering terjadi secara berpasangan, telah menimbulkan tsunami yang berbahaya di sepanjang pantai selatan Jepang, salah satu negara yang paling aktif secara seismik di dunia.
Pada tahun 1707, semua segmen Palung Nankai pecah sekaligus, melepaskan gempa bumi yang masih menjadi gempa bumi terkuat kedua di Jepang setelah gempa bumi Maret 2011 di sepanjang pantai timur laut.
Gempa tersebut memicu tsunami yang menewaskan lebih dari 18.000 orang dan menyebabkan tiga kali ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.
Meskipun tidak bisa memprediksi kapan waktu tepat gempa bumi terjadi, selain dari peringatan otomatis hitungan detik, para ahli mempercayai bahwa ada kemungkinan 70% hingga 80% gempa bumi dengan kekuatan 8 atau 9 skala Richter akan terjadi di sekitar palung dalam 30 tahun ke depan.
BACA JUGA:MAKIN PANAS! Setelah Iran dan Hizbullah, Giliran Houthi Bersiap Serang Israel
BACA JUGA:Lakukan Gempuran Awal, Hizbullah Dahului Iran Serang Israel?
Dalam skenario terburuk, bencana ini akan menewaskan 300.000 orang, dengan beberapa ahli memperkirakan kerugian finansial mencapai $13 triliun.
"Sejarah gempa bumi besar di Nankai sangat menakutkan," tulis ahli geologi Kyle Bradley dan Judith A Hubbard dalam buletin Earthquake Insights, namun menambahkan bahwa masyarakat tidak perlu panik.
Hanya ada "kemungkinan kecil" bahwa gempa pada hari Kamis merupakan gempa pendahuluan, tulis Bradley dan Hubbard, seraya menambahkan: "Salah satu tantangannya adalah bahwa bahkan ketika risiko gempa bumi kedua meningkat, risiko itu masih selalu rendah."