Pasalnya hingga akhir hayatnya, beliau tetap peduli dan konsel dalam melestarikan seni budaya Sumsel,” ujar Dudy.
BACA JUGA:Cara Membuat Pempek Ekonomis Super Gampang, Paling Pas untuk Ide Jualan Auto Cuan
BACA JUGA:Kilang Pertamina RU III Plaju Target Produksi Lebih Dari 42 Ribu Ton Biji Plastik ‘Polytam’ di 2024
Anna Kumari dilahirkan di Palembang, 10 November 1946 dari keluarga R.A.Amantjik Rozak.
Kakak kandung dari pesinetron senior Anwar Fuadi ini, mengenal seni tari dari duduk di bangku SD pada 1961.
Anna Kumari yang memiliki nama lengkap Masayu Anna Kumari ini, dikenal sebagai sosok yang berkomitmen dalam melestarikan seni budaya Palembang.
Kiprahnya dalam melestarikan seni budaya Palembang, sudah berlangsung puluhan tahun.
BACA JUGA:TERBARU! Daftar Pengobatan Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan tahun 2024
BACA JUGA:Kominfo Tunjuk Indosat dan Mastercard, Latih 1 Juta Talenta Keamanan Siber di Indonesia
Dikenal sebagai pelestari tradisi, mulai seni tari, silat, teater, musik, seni suara, puisi, hingga kerajinan Songket Palembang.
Putri Alm Mayor AR Amantcik Rozak yang dikenal dijuluki Panglima Sabilillah Andalas Selatan pejuang Perang Lima Hari Lima Malam dan Perintis Kemerdekaan RI ini, sosok yang prodiktif dalam menciptakan seni tari.
Paling tidak 50 tarian yang sudah diciptakan oleh perempuan yang akrab disapa dengan panggilan Cek Anna ini.
Atas jasa-jasanya, pada 2015 Anna Kumari mendapatkan Penghargaan Kebudayaan Kategori Pelestari dari Pemerintah RI melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Khasiat buah Kelapa untuk Kehamilan, Dijamin Bikin Janin Sehat
BACA JUGA:Serie A Italia Empoli vs Juventus: Preview , Berita Tim, Susunan Pemain dan Prediksi Skor
Selain itu, Anna Kumari juga pernah mendapatkan penghargaan berupa Anugerah Seniman dari KKP, Sriwijaya TV, Stisipol Chandradimuka dan sejumlah pihak lainnya.