Inilah Megaproyek Pemersatu Sumatera Selatan - Jambi Senilai Rp2,75 Triliun, Hampir Rampung?

Sabtu 14-09-2024,12:30 WIB
Reporter : Mujianto
Editor : Mujianto

PALPRES.COM - Megaproyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bayung Lencir - Tempino Seksi 3 tengah dikebut pengerjaannya oleh PT Hutama Karya (Persero).

Diyakini, megaproyek dengan panjang 15,47 kilometer ini nantinya menjadi pemersatu antara Sumatera Selatan - Jambi.

Diketahui, hingga 23 Agustus 2024, progres pembangunan jalan tol ini sudah mencapai 97,56 persen.

Menariknya, Jalan Tol Trans Sumatera ini akan menjadi tol pertama yang menjadi alternatif baru perjalanan Sumatera Selatan - Jambi.

BACA JUGA:5 Kabupaten Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Kalimantan Timur, Daerah Kamu Termasuk?

BACA JUGA:Setiap Hari Bisa Dapat Uang Ratusan Ribu Rupiah! Begini Caranya, Gratis

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menuturkan bahwa kontruksi ruas jalan tol ini sudah mencapai tahap akhir.

Tahapannya sendiri telah mencapai penyelesaian pekerjaan seperti struktur overpass, struktur jembatan, sturktur interchange juga struktur slab on pile 4,06 kilometer.

Tahap penyelesaiannya juga telah dikerjakan pada timbunan dan galian, perkerasan kaku (rigid main road) yang pajangnya 11,4 kilometer serta pengaspalan yang panjangnya 4,79 kilometer.

Adjib menjelskan, bahwa tim lapangan tengah fokus pada pengerjaan yang sisanya seperti penyelesaian rigid main road sepanjang 57 meter, bangunan gerbang tol serta simpang sebidang.

BACA JUGA:Inilah 12 Pantangan Suku Jawa yang Mempengaruhi Karekter Masyarakatnya

BACA JUGA:Ekspansi ke Segmen Roda 4 Over, Ini Spesifikasi Motor Offroad Kawasaki yang Baru Rilis di Indonesia

Adanya koordinasi yang intensif untuk mempercepat pekerjaan yang dilakukan semua pihak dalam memastikan setiap tahapan berjalan sesuai jadeal serta standar yang ditetapkan.

Target penyelesaian proyek yang digarap dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wijaya Karya) dan PT Brantas Abipraya (Persero) ini ditargetkan dapat digunakan pada triwulan IV tahun 2024.

Proyek ini sendiri menggunakan beberapa teknologi pendukung seperti Electrical Density Gauge untuk mengontrol kualitas pekerjaan timbunan dengan akurat.

Kategori :