Namun, mereka yang kekurangan afeksi di masa kecil cenderung terus mencari validasi di kemudian hari.
Hal ini dapat termanifestasi dalam berbagai cara, seperti perilaku berganti-ganti pasangan tanpa menjalin ikatan emosional yang dalam.
Atau bisa juga dengan terlalu sering membagikan informasi pribadi di media sosial demi mendapatkan likes dan komentar positif.
Dalam hubungan romantis, mereka mungkin terkesan terlalu menuntut perhatian pasangan, yang justru bisa membuat pasangan merasa tidak nyaman.
3.Kecenderungan menjadi penghibur orang lain
Kurangnya afeksi di masa kecil dapat mendorong seseorang untuk selalu berusaha menyenangkan orang lain.
Mereka memiliki keinginan kuat untuk disukai dan diterima, sebagai kompensasi atas kurangnya kasih sayang yang mereka terima dulu.
Perilaku ini membuat mereka rentan dimanfaatkan oleh orang lain, karena batasan pribadi mereka seringkali diabaikan.
Mereka rela melakukan apa saja demi mendapatkan persetujuan dan penerimaan dari sekitar.
4.Rendahnya tingkat kepercayaan diri
BACA JUGA:Produksi HP Layar Lipat 3 Pertama di Dunia, Huawei Hadirkan Spesifikasi Canggih Pada Mate XT
BACA JUGA:3 Fakta Tentang Pesugihan di Gunung Kawi yang Jarang Orang Tahu, Benarkah Mendatangkan Kekayaan?
Salah satu alasan penting memberikan afeksi kepada anak adalah untuk membangun rasa percaya diri mereka.
Ketika seseorang tumbuh dengan minimnya kasih sayang, hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak mampu dan rendah diri di kemudian hari.