"Kami dengan cepat mengatur semua aspek respons wabah yang kritis untuk mendukung Rwanda menghentikan penyebaran virus ini dengan cepat dan efektif," kata Dr. Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.
BACA JUGA:Inilah CDOB di Bengkulu, 9 Kecamatan dari 2 Kabupaten Siap Mendukung
BACA JUGA:AJAIB! Enceng Gondok di Sungai Musi Dapat Disulap Menjadi Produk Ekonomis
"Dengan sistem tanggap darurat kesehatan masyarakat yang sudah tangguh di negara ini, WHO bekerja sama erat dengan otoritas nasional untuk memberikan dukungan yang diberikan," lanjutnya.
Sehingga 300 Orang Langsung 'Di-tracing'
Lalu Menteri Kesehatan setempat mengatakan para pejabat melacak sekitar 300 orang yang telah melakukan kontak dengan orang-orang yang terkena virus Marburg.
Adapun Ia mendesak orang-orang untuk menghindari kontak fisik, untuk mencegah penyebaran semakin luas.
BACA JUGA:AMBISIUS! Bali Mulai Garap Megaproyek LRT-MRT, Segini Investasinya
Sehingga Pihak berwenang sebelumnya telah menyarankan masyarakat untuk tetap waspada.
Adapun mencuci tangan dengan air bersih dan sabun atau pembersih tangan, dan melaporkan semua kasus suspek.
Sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi di ibu kota, Kigali.
Kedutaan Besar AS di kota tersebut telah menyarankan para karyawannya untuk bekerja dari jarak jauh selama pekan depan. Ini adalah pertama kalinya Marburg dikonfirmasi di Rwanda.
BACA JUGA:Tiba di Palembang, Ini Agenda Utama Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi
Sebelumnya, negara tetangga Tanzania melaporkan wabah pada 2023, sementara tiga orang meninggal di Uganda pada 2017.