BACA JUGA:Sambut HUT XL Axiata ke-28, Karyawan XL Axiata Ikuti Donor Darah di 5 Kota Sumatera
Peningkatan persediaan rudal balistik jarak menengah dan jarak menengah China, khususnya, merupakan potensi ancaman bagi pasukan AS dan sekutunya di kawasan Indo-Pasifik.
Bahkan, AS memandang apa yang dilakukan China saat ini, bisa jadi jauh lebih buruk dibandingkan apa pun yang sejauh ini terjadi di Timur Tengah.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Selasa malam, 1 Oktober 2024, Iran menembakkan ratusan rudal hipersonik ke wilayah Israel.
Serangan ini respons terhadap serangan mematikan Israel terhadap warga di Gaza dan Lebanon.
BACA JUGA:RAEGITAZORO Curi Perhatian di Moscow Fashion Week, Fashion Indonesia Kian Bersinar
BACA JUGA:CIMB Niaga Salurkan Rp56,4 Triliun Untuk Pembiayaan Berkelanjutan
Termasuk pembunuhan para pemimpin penting IRGC, Hamas, dan Hizbullah.
Seperti dinyatakan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Sepanjang serangan dilakukan Iran, alarm berbunyi di seluruh Israel, dan suara ledakan keras terdengar dari Yerusalem hingga Lembah Sungai Yordan.
Hal itu memaksa warga Israel berlindung di tempat perlindungan bom.
BACA JUGA:Liga Champions Asia 2: Zhejiang vs Persib, Maung Bandung Kalah Lagi
BACA JUGA:5 Komoditas Penyumbang Deflasi di Sumsel bulan September 2024, Termasuk BBM
Rudal Hipersonik Fattah
Korps Garda Revolusi Islam mengungkapkan, bahwa serangan ini menggunakan rudal hipersonik Fattah untuk pertama kalinya.’Hampir seluruh rudal yang ditembakkan berhasil mencapai sasaran di Israel.
Pihak Israel mengkonfirmasi bahwa ratusan rudal telah diluncurkan dari Iram.