Pihak Tim Asset Development (AD) North sebagai penanggung jawab inisiatif tersebut mengungkapkan bahwa cluster drilling terinspirasi dari metode pemboran lepas pantai (offshore).
BACA JUGA:Masuki Tahap Eksekusi Proyek CEOR, PHR Pastikan Produksi Minyak dari Blok Rokan Meningkat
BACA JUGA:Ini Bentuk Ikhtiar Eksplorasi dan Inovasi PHR Tambah Potensi Cadangan Minyak Indonesia
Di mana beberapa sumur diakomodir di satu platform.
Lalu bagaimana PHR menetapkan titik sumur serta arah pemboran masing-masing sumur.
Tim AD North menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan transformasi digital dan automatis yang mereka sebut SMART-CDSL (Cluster Drilling Selective Location).
Penetapan titik sumur dan arah pemboran dilakukan melalui evaluasi dan integrasi antara lokasi target reservoir.
BACA JUGA:Inovasi Quality Control, PHR Kembangkan Aplikasi I-TRUST untuk Tingkatkan Keandalan Operasi Migas
Lokasi tapak AMDAL yang tersedia pada area wellpad baru, hingga evaluasi potensi kolisi dengan sumur eksisting.
Seluruh data kemudian dikalkulasi menggunakan bantuan Artificial Intelligence.
Cycle time dari tahapan persiapan hingga eksekusi pemboran dapat dipercepat secara signifikan.
Melalui penerapan cluster drilling, PHR menargetkan 50 sumur untuk diselesaikan pada tahun 2024 di Lapangan Petani.
BACA JUGA:Kolaborasi Elnusa dan PHR Sukses Rampungkan Proyek Survei Seismik 3D Balam South East
BACA JUGA:3 Fasilitas di Wilayah Kerja PHR Dapat Perhatian Serius dari SKK Migas, Kenapa Ya?
Jumlah ini meningkat pesat dari jumlah rata-rata pemboran sejak alih kelola WK Rokan ke PHR pada tahun 2021 - 2022.