Honda

Terapkan Cluster Drilling, PHR Optimis Percepat Pemboran dengan Penghematan Signifikan

Terapkan Cluster Drilling, PHR Optimis Percepat Pemboran dengan Penghematan Signifikan

Metode pemboran satu tapak banyak sumur berhasil mempercepat proses pemboran dengan memangkas waktu dan biaya pengadaan dan konstruksi tapak sumur di Lapangan Petani, dengan nilai efisiensi hingga Rp 248 miliar pada tahun 2024. -Istimewa-

JAKARTA, PALPRES.COM- Pertamina Hulu Rokan (PHR) sukses dalam menerapkan cluster drilling.

Dimana metode pemboran satu tapak banyak sumur berhasil mempercepat proses pemboran dengan memangkas waktu dan biaya pengadaan dan konstruksi tapak sumur di Lapangan Petani, dengan nilai efisiensi hingga Rp 248 miliar pada tahun 2024. 

Pemboran serta konstruksi produksi satu sumur lazimnya dilakukan di atas satu tapak (wellpad). 

Proses pengadaan tapak didahului dengan pembebasan lahan, stabilisasi tapak melalui pemadatan, penyediaan jalan operasi, jaringan listrik hingga membangun pipa-pipa penyalur ke jaringan distribusi utama.

BACA JUGA:Bisa Menjadi Solusi Masalah Lingkungan dan Pusat Edukasi, PHR Bangun Ekoriparian di 2 Universitas di Riau

BACA JUGA:PHR Zona 4 Utamakan Aspek Keselamatan Hingga Jalankan Program Ramah Lingkungan

Melalui inovasi cluster drilling, pemboran beberapa sumur produksi dilakukan di atas satu tapak, dengan menggunakan metode directional drilling. 

“Sejak Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengambil alih kelola lapangan-lapangan minyak di Wilayah Kerja Rokan pada 2021 lalu.

Lapangan Petani menjadi salah satu lapangan primadona dengan produksi minyak terbesar di WK Rokan. 

Inovasi semacam ini perlu dilakukan untuk mencapai target jumlah eksekusi pemboran yang terus meningkat di WK Rokan”, ujar Andre Wijanarko, EVP Upstream Business PHR. 

BACA JUGA:Cari Cadangan Minyak Baru, PHR Lakukan Survei Seismik 3D di Kabupaten Siak

BACA JUGA:Respon Cepat Dilakukan PHR Untuk Warga Terdampak Pipa Bocor di Rokan Hilir

Andre menambahkan bahwa metode ini juga secara signifikan mengurangi pergerakan zig-zag rig dari satu tapak sumur ke tapak lain, yang tentu saja mengurangi potensi insiden. 

Inisiatif ini, lanjut Andre, bahkan dapat memangkas setidaknya 15 persen biaya pemboran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: