Tetapi setelah menjalani proses panjang, kain yang digunakanpu meliputi blaco, dan mori pria, serta kain lebut lainnya yang sejenis.
Pengerjaan kain jumputan biasanya, dibuat dengan cara membuat jelujur pada benang kain sesuai pola yang kemudian dimasukkan larutan pewarna.
Kedua, motif titik tujuh menjadi salah satu unggulan di kain jumputan.
Kalau melihat rekam jejaknya, pembuatan kain jumputan yang prosesnya mengikat dan mencelup pertama kali di populerkan di China.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Mobil LCGC Harga Terjangkau Budget Diatas Rp 50 Jutaan
BACA JUGA:MAKIN CANTIK! Tower Ampera Bakal Dipasang Lampu Motif Songket Palembang
Kemudian karena adanya akulturasi aibat adanya perdagangan multi negara, maka tersebarlah kebanyak negara. Terutama Indonesia.
Di Palembang, kain jumputan dinamai dengan kain pelangi karena motifnya yang memiliki banyak warna dalam satu kain.
Sementara di Banjarmasin, kain ini dikenal dengan nama sasirangan dan masyarakat Jawa menyebut dengan istilah tritik.
Ketiga, pasar 16 Ilir jadi sentral penjualan jumputan di Palembang.
Konsumen yang tertarik mengoleksi jumputan, dapat mengunjungi lokasi penjualan kain khas Bumi Sriwijaya di kawasan 16 ilir sebagai sentral pengrajin kaim tenun atau di pasar tradisional.
BACA JUGA:Samsung Galaxy Fit 3 Vs Galaxy Fit 2, Mana yang Layak Di Beli Buat Akhir Tahun Nanti?
Harga kain ini terkantung dengan kualitas bahan dantingkat kesulitan.
Biasanya yang dibuat manual ditawarkan dengan harga yang tinggi.
Kalian bisa menemukan harga kain ini mulai dari ratusan ribu sampai dengan jutaan rupiah.