Tujuannya, untuk mengasah sekaligus melihat kemampuan para Elang Khatulistiwa dalam melaksanakan manuver di malam hari.
BACA JUGA:Alumni AAU 1996 Pecah Bintang, dari Danlanud Kini Jabat Kadispen TNI AU, Ini Dia Sosoknya?
Pasalnya, saat terbang di malam hari cenderung terdapat keterbatasan visibilitas.
Skadron Udara 1
Dikutip dari laman Wikipedia, Skadron Udara 1 atau Elang Khatulistiwa adalah sebuah Skadron udara dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.
Skadron ini berbasis di Pangkalan TNI Angkatan Udara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
BACA JUGA:Jet Tempur Dassault Rafale Alutsista TNI AU, Mirip Angkatan Udara Prancis
BACA JUGA:Mau Gabung Pasukan Elite TNI AU? Yuk Buruan Daftar! Ini Link Pendaftarannya
Saat ini skadron ini dilengkapi dengan pesawat tempur jenis Hawk Mk-109/209.
Seperti halnya Skadron Udara 12 yang berbasis di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.
Skadron Udara 1 dibentuk pada 1950, dengan alutsistanya Pesawat Pembom B-25 Mitchel, Pesawat P-51 Mustang, Pesawat C-47 Dakota, Pesawat PBY-5 Catalina.
Skadroin ini berhome base di Pangkalan Udara Cililitan (sekarang Lanud Halim P).
BACA JUGA:Wardah Bagikan Tips Make Up Glowing Hingga Edukasi Masalah Kulit kepada Ikatan Istri TNI AU
BACA JUGA:Harapkan Jadi Rantai Pasok Komponen Rafael, PT DI Berpeluang Kembangkan Perawatan Pesawat Tempur
Pada 1958, Skadron Udara 1 pindah ke Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
Kemudian berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor : Kep/37/VII/1977 tanggal 23 Juli 1977, Skadron Udara 1 secara resmi dibekukan.