PALEMBANG, PALPRES.COM - kini Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) melaporkan pada Oktober 2024 terjadi inflasi sebesar 1,09 persen secara year to year (yoy).
Yang dimana dari indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,87 persen.
Jadi OKI adalah daerah yang tinggi terjadi inflasi.
Tak hanya itu menurut Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yuliato mengatakan, inflasi tertinggi terjadi OKI sebesar 1,44 persen dengan IHK sebesar 107,05 persen.
BACA JUGA:jembatan Ogan Lama Kertapati Palembang Akan Tutup 7 Hari, Catat Jamnya
BACA JUGA:Junjung Tinggi Netralitas, Pj Bupati Sandi Fahlepi Tegaskan Hal Ini pada ASN dan Kades di Muba
Lalu yang terendah terjadi di Lubuklinggau sebesar 0,89 persen dengan IHK sebesar 104,61 persen.
"Adapun itu pada Oktober 2023 inflasi disebabkan kenaikan PDAM yang cukup tinggi. Sementara untuk tahun ini inflasi terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok makanan, minuman dan tembakau," katanya
Sehingga adapun ada lima komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi yakni emas perhiasan, daging ayam ras, gula pasir, kopi bubuk, dan sigaret kretek mesin, dengan total andil sebesar 1,06%.
Jadi untuk dari 11 kelompok pengeluaran, terdapat delapan kelompok yang mengalami kenaikan.
BACA JUGA:WADUH! Gunung Lewotobi NTT Meletus, 9 Orang Kehilangan nya
BACA JUGA:MANTAP! Wisatawan Sumsel Tembus 12,87 Juta Orang, Pemprov Sumsel Optimis Terus Tingkatkan
Lalu untuk tiga kelompok yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami penurunan indeks.
"Sehingg Sumsel masih memiliki PR penting di mana tahun kalender (Januari -Oktober) inflasi masih 0,25 persen padahal untuk targetnya dari Bank Indonesia dan Pemprov adalah 2,5 persen," katanya.
Lalu di lanjutnya, dua bulan ke depan pihaknya bukan mengejar inflasi tapi target inflasi.