QATAR, PALPRES.COM – Sepertinya kelompok militan Hamas harus meninggalkan wilayah Qatar, yang selama menjadi ‘rumah kedua’ mereka selain Gaza, Palestina.
Kelompok perlawanan yang berbasis di Jalur Gaza tersebut diminta keluar dari Qatar, karena berulang kali menolak gencatan senjata dengan Israel.
Amerika Serikat meminta hal itu kepada Qatar mengusir Hamas.
Karena Qatar selama ini menjadi mediator gencatan senjata antara Israel dan Hamas, sejak meningkatnya konflik pada 7 Oktober 2023.
BACA JUGA:Trump Menangi Pilpres AS, Ini Sikap Hamas dan Hizbullah
BACA JUGA:Israel Klaim Tewaskan Pejabat Hamas Terakhir di Gaza, Ini Profilnya
Qatar setuju Hamas hengkang
Terkait permintaan AS itu, informasinya Qatar pun menyatakan setuju.
Diketahui, serangkaian perundingan yang digelar berakhir gagal untuk mewujudkan perdamaian di Jalur Gaza.
AS sendiri telah berulang kali meminta Qatar untuk menggunakan ancaman pengusiran, agar Hamas mau dibawa ke meja perundingan.
BACA JUGA:Berduka atas Kematian Yahya Sinwar, Ini Sumpah Para Militan Hamas
BACA JUGA:Israel Pastikan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Biden-Harris Harap Kekerasan Berakhir
Desakan AS kian kencang, pasca kematian sandera Amerika-Israel, Hersh Goldberg-Polin, dan penolakan Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata lainnya.
Belum ada tanggapan resmi dari Hamas, terkait pengusiran yang dilakukan Qatar atas permintaan AS tersebut.
Termasuk kapan dan kemana kekompok milisi yang selama ini getol melawan penjajahan Israel di Palestina, akan pergi.
Qatar tampung para pemimpin politik Hamas
BACA JUGA:Dokumen Rahasia Terungkap, Hamas Ajak Iran pada Serangan 7 Oktober ke Israel?