Gencatan Senjata Hizbullah-Israel ‘Rapuh’, Ribuan Warga Lebanon Tetap Pulang ke Rumah

Kamis 28-11-2024,08:46 WIB
Reporter : Sulis Utomo
Editor : Sulis Utomo

BACA JUGA:Iron Dome Jebol Lagi, Puluhan Roket Hizbullah Hajar Israel

BACA JUGA:Israel Klaim Bunuh Komandan Hizbullah, Dihargai AS 10 Juta Dolar

Bagi mereka, hal ini menandai hilangnya kesempatan untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama hampir 14 bulan.

Warga Palestina berharap bahwa perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah akan mencakup gencatan senjata di Gaza juga. 

Sementara itu, keluarga orang-orang yang diculik ketika teroris pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan pada Oktober 2023, menginginkan bagian dari perjanjian tersebut untuk memasukkan pemulangan orang-orang yang mereka cintai. 

Sebaliknya, gencatan senjata hanya terbatas pada pertempuran di Lebanon. 

BACA JUGA:Trump Menangi Pilpres AS, Ini Sikap Hamas dan Hizbullah

BACA JUGA:Sepanjang Akhir Pekan, Hizbullah Serang Pusat Kota dan Pangkalan Militer Israel, Belasan Warga Terluka

Sedangkan di Palestina, perang masih akan terus terjadi.

Apalagi Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa.

Nasib sandera di Gaza terlewat

Menurut Ruby Chen, orang tua dari Itay Chen, salah satu warga Israel yang disandera Hamas dan dinyatakan meninggal, perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Isrel melewatkan nasib pada sandera di Gaza.

BACA JUGA:Terus Kobarkan Perang Lawan Israel, Ini Kata Pemimpin Baru Hizbullah Naim Qassem

BACA JUGA:Hizbullah Tunjuk Naim Qassem Gantikan Nasrallah, Langsung Jadi Target Israel

Meskipun Perang di Lebanon dan Gaza saling terkait, tapi keduanya sangat berbeda. 

Di Lebanon, Israel mengatakan tujuannya adalah untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan kedua negara dan mengakhiri serangan kelompok tersebut ke Israel utara. 

Gencatan senjata yang mulai berlaku pada hari Rabu dimaksudkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Kategori :