Uang kertas antik ini memiliki ukuran 150 mm x 76 mm dengan kertas cetak yang lumayan tebal.
BACA JUGA:Perhatikan! Ini 5 Cara Sederhana Merawat Ikan Hias Supaya Tetap Segar
BACA JUGA:SIMAK! Inilah 7 Manfaat Memelihara Ikan Hias
Uang ini didominasi oleh warna merah maroon yang dicirikan dengan gamba hewan buaya yang sedang menganga di sisi bagian depannya.
Sebab itulah, uang ini biasanya disebut sebagai uang gambar buaya atau seri hewan di kalangan kolektor.
Di bagian belakangnya terdapat gambar yang unik yakni gambar Masjid Raya Deli Medan yang didepannya ada kolam dan menara masjid di sebelah kanannya.
Uang ini tampak cantik dengan ragam hias yang terlukis berupa ornamen floral yang menghiasi uang kertas ini.
BACA JUGA:STRATEGIS! Jalan Tol Senilai Rp3,2 Triliun di Jawa Timur Ini Hubungkan Surabaya - Mojokerto
BACA JUGA:Tunggu Persetujuan Kemendagri? Inilah 3 Calon Provinsi Baru di Jawa Timur
Uang ini juga ditandai dengan tanda tangan Mr Sjafrudin Prawiranegara dan Mr TR B Sabaroedin yang menjabar sebagai Direktur Bank Indonesia pada masanya.
Kala itu, uang ini dicetak di Thomas de Larue and Company yang merupakan percetakan uang yang pusatnya di Inggris.
Informasinya, uang seri hewan ini mempunyai dua jenis variasi nomor seri, pertama nomor seri yang diawali angka 50 yang diikuti satu guruf dan lima angka.
Kemudian variasi nomor seri kedua yakni yang diawali angka 50 yang diikuti dua huruf dan lima angka.
BACA JUGA:Sebaiknya Dicoba! Ini 4 Jenis Bahan Alami Untuk Mengatasi Kutu Air
Agar bisa mengenali keasliannya, uang ini mempunyai watermark yang apabila diterawang akan memunculkan wajah Pangeran Diponegoro.