Harga Merosot! Produksi Nikel Tahun 2025 Akan Dipangkas, Ternyata Ini Penyebabnya
Ilustrasi pemerintah akan melakukan pemangkasan produksi nikel tahun 2025-pixabay-
PALPRES.COM - Di tahun baru ini industri nikel nampaknya kurang baik, seperti di akhir 2024 kemarin, produksi nikel berada di rekor terendah dalam empat tahun terakhir.
Ya, Indonesia saat ini tengah mempertimbangkan pemangkasan kuota oenambangan atau produksi nikel dalam jumlah besar.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mendongkrak harga yang merosot.
Diduga, turunya harga nikel juga dipengaruhi oleh sentimen proyeksi pemangkasan suku bunga lebih tajam oleh Federal Reserve (The Fed) pada 2025.
BACA JUGA:Temukan Kasus PMK, Kementan Tegaskan Pemda Harus Tutup Pasar Hewan Selama 14 Hari!
Diketahui, pada 20 Desember 2024, nikel diperdagangkan di US$15.356 per ton.
Indonesia yang menjadi salah satu produsen utama nikel dunia ini sedang berupaya menurunkan jumlah bijih nikel yang diizinkan untuk ditambang tahun 2025, yaitu menjadi 150 juta ton.
Penurunan ini tentunya cukup tajam dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 272 juta ton.
Para penambang nikel juga mengharapkan pemangkasan produksi nikel oleh pemerintah bisa menjadi katalis untuk memperbaiki harga komoditas logam ini, mengingat harganya yang terus turun dalam dua tahun terakhir.
BACA JUGA:Lowongan Kerja BUMN Bank Negara Indonesi (BNI) Januari 2025 Ini Posisi dan Cara Lamarnya
BACA JUGA:Libur Nataru, Tol Kuala Tanjung – Indrapura Catatkan Trafik Kendaraan Tertinggi
Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey menyatakan sepakat jika pemerintah hendak memangkas kuota produksi dalam rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB).
Akan tetapi dengan catatan, yakni volume pembatasannya tidak terlalu besar, walaupun telah merencanakan pembatasan, masalah oversupply nikel pun masih akan terjadi di 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: