Erosi ini meningkatkan risiko banjir, sedimentasi di sungai, dan kerusakan infrastruktur seperti jalan. Area yang terkikis juga membutuhkan lebih banyak pupuk dan biaya perbaikan yang tinggi.
5.Peningkatan emisi gas rumah kaca
Hutan gambut tropis di Indonesia merupakan penyimpan karbon terbesar di dunia per satuan area.
BACA JUGA:Hadir Diharga Rp 100 Jutaan, Kini WULING Resmi Rilis Mobil Listrik Berpintu Geser, Tertarik?
Namun, pengeringan dan konversi hutan gambut untuk perkebunan sawit melepaskan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Selain itu, pembakaran hutan untuk pembukaan lahan semakin memperparah emisi gas rumah kaca, menjadikan Indonesia sebagai salah satu penghasil emisi terbesar di dunia.
6.Dampak Sosial dan Ekonomi pada Masyarakat Lokal
Penelitian oleh Agus Adrianto dkk., dalam The Impacts of Oil Palm Plantations on Forests and People in Papua: A Case Study from Boven Digoel District (2014), menunjukkan bahwa deforestasi untuk perkebunan sawit berdampak buruk pada kehidupan masyarakat lokal di Papua.
BACA JUGA:Premium di Harga Rp 5 Jutaan, Intip Spesifikasi Dari HP Realme 12 Series 5G
Penduduk setempat melaporkan penurunan pendapatan dari hasil hutan, kesulitan mendapatkan kayu untuk bahan bangunan, dan berkurangnya akses terhadap sumber daya alam.
Selain itu, keberadaan perkebunan juga meningkatkan masalah hama seperti tikus dan ulat, yang merusak tanaman lokal.
7. Penularan penyakit zoonosis
Deforestasi mengakibatkan hewan yang sumber makanannya bergantung pada hutan, terpaksa mencari makanan di lahan pertanian dan pemukiman warga.
BACA JUGA:12 Bunga Berdasarkan Zodiak, Dari Cancer Sampai Dengan Gemini, Yuk Dicek Kamu Nomer Berapa!