
Gencatan senjata itu praktis menghentikan pertempuran antara Hizbullah dan Israel, yang terjadi lebih dari setahun.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Hizbullah-Israel ‘Rapuh’, Ribuan Warga Lebanon Tetap Pulang ke Rumah
BACA JUGA:Balas Dendam Tewasnya Sang Jubir, Rudal Hizbullah Hantam Pusat Kota Israel
Menurut perjanjian antara Lebanon dan Israel, militer Lebanon akan dikerahkan di selatan bersama pasukan penjaga perdamaian PBB.
Sementara pasukan Israel mundur selama lebih dari 60 hari.
Hizbullah juga diperkirakan akan mundur ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan.
Selain membongkar semua infrastruktur militer di daerah tersebut.
BACA JUGA:Juru Bicara Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel di Beirut, Ini Profilnya
BACA JUGA:Baku Tembak Sengit 3 Jam Kontra Hizbullah, 6 Tentara Israel Ini Tewas
Batas waktu awal gencatan senjata diperpanjang hingga 18 Februari, setelah Israel gagal memenuhi jangka waktu awal.
Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata
Kedua pihak saling menuduh melanggar ketentuan gencatan senjata.
Pada akhir Januari, ketika batas waktu gencatan senjata awal berlalu, pasukan Israel menembaki penduduk yang kembali ke desa perbatasan mereka, menewaskan 26 orang selama dua hari.
BACA JUGA:Lancarkan Serangan Drone, Hizbullah Bom Markas Militer dan Kemenhan Israel
BACA JUGA:Iron Dome Jebol Lagi, Puluhan Roket Hizbullah Hajar Israel
Tentara Lebanon mengeluarkan pernyataan pada media sosial X, yang mendesak warga untuk tidak menuju wilayah selatan tempat pengerahan militer belum selesai.
Warga juga diperingatkan bahaya, seperti persenjataan yang belum meledak dan potensi kehadiran pasukan Israel.