Pembinaan dan Pengawasan SPPG
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! Honorer Kategori Ini Dapat Giliran Terakhir Pengangkatan PPPK Paruh Waktu
Berdasarkan pemantauan awal oleh Satgas MBG, kejadian ini disebabkan oleh jeda waktu konsumsi makanan.
Siswa yang masuk di jam siang menerima makanan yang sudah disiapkan sejak pukul 11 siang, namun baru dikonsumsi di sore hari, sehingga terjadi jeda waktu penyimpanan yang terlalu lama.
“Hal ini memicu penurunan kualitas makanan dan diduga menyebabkan gejala gangguan pencernaan pada sejumlah siswa," kata Ketua Satgas MBG OKI, HM Lubis S.Km M. Kes.
Langkah awal, jelas Lubis Pemkab telah mengambil dan mengirimkan sampel makanan, serta sampel medis ke Balai Besar POM untuk diteliti lebih lanjut.
BACA JUGA:Pegadaian Kanwil III Sumbagsel Gelar Safari Dakwah Bersama Aa Gym, Tanamkan Keikhlasan dakam Bekerja
"Tujuannya memastikan kejadian serupa tidak terulang, serta memperkuat implementasi petunjuk teknis di lapangan.
Pemerintah daerah juga tengah mengevaluasi seluruh sistem distribusi agar lebih efisien dan aman," ungkapnya.
Pemkab OKI juga mengajak seluruh pihak, termasuk kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa untuk turut aktif dalam melakukan pengawasan, memberikan edukasi, dan melaporkan jika terdapat gejala gangguan kesehatan.
“Kami ingin memastikan bahwa program ini benar-benar memberi manfaat, bukan mudarat.
BACA JUGA:Deretan Provinsi yang Berikan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Mulai September hingga April 2026
Dengan kerja sama semua pihak, kami yakin hal ini dapat diatasi dan menjadi pembelajaran bersama ke depan,” jelasnya.
Lubis mengatakan bahwa program ini tetap penting untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak, khususnya di daerah tertinggal dan terpencil, namun pelaksanaannya harus selalu sesuai standar kesehatan dan keamanan pangan.
"Program MBG tetap penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, namun pelaksanaan harus sesuai standar kesehatan dan keamanan bagi anak-anak yang mengkonsumsi," tutupnya.