BACA JUGA:Hanya Rp75 Ribu, Pelek Motor Peyang Bisa Kembali Normal
BACA JUGA:5 Rekomendasi Warna Cat Rumah Kayu yang Elegan dan Kekinian
Dari sisi infrastruktur, beban berlebih mempercepat kerusakan struktur jalan tol, termasuk retak dan deformasi lapisan perkerasan, hingga penurunan kualitas jalan.
“Kendaraan ODOL mempercepat kerusakan struktur jalan hingga lima kali lipat dari usia rancangannya. -Hutama Karya-
Dampaknya, umur layanan jalan berkurang dan biaya pemeliharaan meningkat signifikan.
Berdasarkan data Jasa Raharja, jumlah kecelakaan yang melibatkan truk pada April 2025 menurun 22,38 persen dibandingkan Maret 2025.
Penurunan ini sejalan dengan kebijakan pembatasan angkutan barang bersumbu tiga ke atas selama periode Lebaran 2025.
BACA JUGA:Tampil Flawless Seharian! barenbliss Perkenalkan Lip Cream & Cushion Super Tahan Lama
BACA JUGA:'Bersih-Bersih' ASN Tahun 2026, 4 Kategori PNS dan PPPK Ini Bakal Terdampak
Terkait hal itu, Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menegaskan bahwa keberadaan kendaraan ODOL tidak bisa dibiarkan.
Soalnya, menurut Mardiansyah, jalan tol dibangun bukan hanya untuk mempercepat waktu tempuh, tetapi juga untuk memastikan setiap pengguna jalan merasa aman dan nyaman.
Ketika kendaraan melintas melebihi batas dimensi atau muatan yang ditentukan, risikonya bukan hanya pada kerusakan infrastruktur, tetapi juga potensi kecelakaan fatal yang dapat membahayakan nyawa.
Dampak ODOL terhadap Efisiensi dan Daya Saing Nasional
BACA JUGA:Wujudkan SDM Unggul, Pemkab Muba Latih Warga di Cepu
BACA JUGA:Wujudkan SDM Unggul, Pemkab Muba Latih Warga di Cepu
Selain mengancam keselamatan, praktik ODOL juga berdampak pada efisiensi distribusi barang dan daya saing ekonomi nasional.
Kendaraan dengan dimensi dan muatan berlebih menciptakan ketidakseimbangan rantai logistik, menurunkan efisiensi transportasi, serta memperbesar biaya operasional akibat frekuensi perawatan infrastruktur yang meningkat.