Honda

Catatan Perjalanan ke Sumatera Selatan dan Jambi (Bagian Keenam)

Catatan Perjalanan ke Sumatera Selatan dan Jambi (Bagian Keenam)

Oleh Dudy Oskandar Jurnalis dan Peminat Sejarah Sumatera Selatan RABU 3 Maret 1954 Pukul 8 30 kami sudah ada di Talangbetutu Segera kami mengadakan perundingan terutama mengenai rute perjalanan dengan komandan pesawat Heron yang akan membawa kami melakukan peninjauan daerah Palembang dari udara Setelah selesai semua kami diberitahukan bahwa karena cuaca buruk kami harus menunggu dahulu Sementara itu berita berita cuaca dari Pendopo dan Jambi tidak banyak memberi harapan Demikianlah pada akhirnya pukul 11 30 diputuskan untuk menunda penerbangan keliling itu Sore hari pukul 3 kami akan mendapat kabar jadi tidaknya penerbangan hari ini Kami meninggalkan lapangan terbang dan menuju ke Batu Ampar di tepi Sungai Musi Tak banyak yang dapat kami lihat di sini akan tetapi dari batu batu yang terpahat rata dan batu batu bata yang terserak di sekitar kuburan kuburan lama kami mendapat kesan bahwa tempat ini tentunya penting pula untuk diselidiki lebih lanjut Berbagai hal menunjukkan bahwa mungkin sekali sebelum adanya kuburan kuburan itu di sini sudah ada sesuatu bangunan kuno Pun tanahnya ternyata sangat tua asal dari zaman pleistocen Pukul 1 30 kami pulang dan pukul 3 30 kami sudah ada di lapangan terbang lagi Di Kota Palembang dan Talangbetutu sendiri cuaca agak gelap dan hujan kecil turun akan tetapi daerah sekitarnya yang akan kami tinjau terang benderang sehingga peninjauan dari udara dapat dilaksanakan Maka pukul 3 40 kami naik ke udara Mula mula untuk menetapkan pangkal orientasi kami terbang di atas kota Palembang kemudian membelok ke barat di atas Kali Musi sampai sejauh kurang lebih 50 mil antara Bayur dan Teluk dengan tinggi 700 800 kaki Nampak dengan jelas sekali di sebelah utara batas batas tanah tanah tertier dengan tanahnya yang merah laterit dan pegunungannya dan tanah tanah alluvium hasil endapan endapan Sungai Musi dengan tanahnya yang berwarna hitam dan rawa rawanya Kemudian kami ke utara melintasi tanah tertier itu sampai di lembah Air Teluktenggulang lalu membelok ke timur menyusur perbatasan tertier dan kuarter ke arah Talangbetutu Melalui Plaju kami ke daerah Lebak Deling sebelah Timur Laut Kayu Agung Di sini nampak benar bahwa tanah tanah tertier merupakan pulau pulau di tengah rawa rawa alluvium lebih lebih ketika kami berputar putar untuk naik ke 400 kaki Dengan tinggi ini kami kemudian terbang ke arah barat laut melintasi daerah tertier Di sebelah kanan dan kiri kami dapat melihat di mana tertier beralih menjadi kuarter tanah tertier merupakan jazirah yang ujungnya di Kota Palembang Setelah lewat daerah Lubuklancang kami terbang kembali ke Palembang di mana kami turun lagi sampai 700 kaki Jarak antara Bukit Siguntang dan Menara Air Kota Palembang kami terbangi beberapa kali dan di sini nampaklah jelas bahwa dari Bukit Siguntang tanahnya melandai ke arah kota dan seakan akan tiba tiba terjun di sebelah barat menara air kira kira di tempat Gereja Ayam di Jalan Merdeka Dengan ini maka dapatlah disimpulkan bahwa Palembang dahulu letaknya kira kira sama dengan Singapura sekarang di tepi laut pada ujung jazirah Pukul 5 40 kami mendarat di Talangbetutu Sumber 1 Amerta 3 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional 1985 2 Menyelusuri Sungai Menurut Waktu Penelitian Arkeologi di Sumatera Selatan Jakarta 2006 3 https id wikipedia org wiki Sumatra Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: