Citraland
Honda

Tembus Hongkong, Aktor Laga Willy Dozan: Andy Lau Manggil Saya Guru

Tembus Hongkong, Aktor Laga Willy Dozan: Andy Lau Manggil Saya Guru

nbsp PALPRES COM Indonesia pernah punya aktor yang menembus film laga Mandarin pada era 1970 1980 an Dialah Willy Dozan Berkat kemampuan bela dirinya yang mumpuni aktor kelahiran Magelang Jawa Tengah itu dilirik produser film di Hongkong Setidaknya ada lebih dari lima film laga Mandarin yang menjadikannya sebagai pemeran utama Di antaranya Crystal Fist Sun Dragon Shou Zhi Niu Ciu Kung Fu Beyond the Grave dan A Fistful of Talons Kepada Jawa Pos sutradara sinetron Deru Debu yang tayang pada 1994 itu bercerita perjalanannya membangun karier di industri film yang dimulai dari nol Hai Om Willy dulu ceritanya gimana sih bisa main film laga di Hongkong Jadi pada 1977 proses film saya Karate Sabuk Hitam dan Petarungan Kera Sakti itu di Hongkong Ternyata ada salah satu produser yang menyukai akting saya Kebetulan juga ada salah satu orang Indonesia yang bekerja di rumah produksi itu namanya Herman Nah dialah yang mencari cari saya di Jakarta ngirim surat dan siap memanajeri saya main film di Hongkong Masih ingat kapan surat itu Om terima Sudah lupa tapi saya ingat betul surat itu dikirim ke kos kosan saya di daerah Gajah Mada Jakarta Pusat Waktu itu posisinya saya udah pindah dari sana Nggak tahu kenapa saya tiba tiba iseng mau main ke sana sekalian pengin tahu kabar ibu kos Nah ibu kos bilang bahwa saya mendapat surat dari Hongkong Betapa terkejutnya saya bahwa surat itu ternyata sudah sampai tiga bulan lalu Hahaha Setelah itu apa yang Om lakukan Ya saya balas surat itu Sampai akhirnya kami berkontekan dan saya berangkat ke Hongkong kali pertama pada Maret 1979 Pada saat itu saya cuma bawa tiga baju dan dua celana Beruntung di sana saya langsung mendapat peran utama Selama syuting di sana sering ketemu dengan aktor laga ternama seperti Jackie Chan dan Andy Lau Oh iya tentu bahkan hampir setiap hari karena kami syuting di satu lokasi yang sama Hanya beda studio Tapi karena sama sama sibuk saat itu jadi cuma say hello Jadi kebanggaan tersendiri ya Om bisa bertemu dengan mereka Ya itulah perjalanan Saya ketemu Andy Lau itu waktu dia sebelum terkenal Awalnya dia sering melihat saya syuting dan akhirnya kenalan Dan dia manggil saya guru Mungkin karena saya punya background bela diri sedangkan dia kan nggak Sekitar 1990 an akhir Andy Lau datang ke Jakarta Apa kalian bertemu Sayangnya nggak Tapi setelah dia datang ke sini orang EO nya menemui saya dan bilang bahwa saya dicariin sama Andy Lau Kami ketika di Hongkong juga nggak saling bertukar kontak bahkan sampai sekarang Dia itu memang baik ramah banget Di Hongkong Om Willy punya nama sendiri yakni Billy Chong Siapa yang mencetuskan nama tersebut Jadi seorang produser di sana yang bikin nama itu karena berkeberatan dengan nama Willy Dozan Katanya agak asing untuk di internasional dan kayak nama orang Filipina Dari sekian banyak film Mandarin yang diperankan momen apa yang paling memorable bagi Om Willy selama syuting di sana Waktu garap film A Hard Way to Die atau Sun Dragon karena pemainnya rata rata juara bela diri semua Kami syuting di Amerika Green Canyon Arizona Eldorado Texas dan Phoenix Di Phoenix itu kan kaktus tumbuh tinggi tinggi pemandangannya indah tapi banyak ular derik Pernah saya udah siap fighting eh ada ular nyamperin wah pada kabur semua Akhirnya pindah lokasi sampai empat kali capek Sangat terganggu dengan ular derik itu karena bisa mati terkena bisanya Apalagi larinya cepat sekali Cedera apa saja yang pernah dialami saat berlaga Saya pernah pingsan tiga jam ketika syuting A Fistful of Talons Jadi waktu itu saya jatuh dari ketinggian 4 meter Seharusnya aman tapi saya jatuh tidak pada tempatnya Terus jidat pernah robek kena sling besi Nah kaki kiri saya sekarang rada cacat karena dulu lompat pakai trampolin untuk menendang sebuah pohon Tapi lagi lagi nggak tepat padahal itu pohon sebetulnya udah digergaji tinggal ditendang doang Dan terkilirlah kaki saya Apa aja sih perbedaan syuting di Hongkong dan di dalam negeri Di sana cerita sejarahnya dibuat mendetail Properti yang digunakan untuk syuting juga begitu Misalnya filmnya bercerita tentang kerjaan 1930 ya beneran bentuk asli dan disesuaikan skenarionya Kalau di kita kan nggak rada asal yang penting hiburan Kadang aneh desain rumahnya nggak jelas alias nggak nyambung Selain itu apa lagi Om Di sana orang orangnya sangat professional Calling pukul 09 00 itu on time Waktu saya menyutradarai Deru Debu pada 1994 mau menerapkan metode cara kerja di Hongkong di sini tuh nggak bisa Calling pukul 09 00 bisa mulai pukul 12 00 Hahaha Selama meniti karier perjuangan ketika di fase apa yang paling memberi Om pelajaran Ya waktu saya pindah pindah kos itu sekitar 1977 1978 Sebab waktu itu ya nyari yang murah Pada zaman itu biaya kos sebulan masih Rp 15 ribu Bahkan saya pernah diusir karena belum membayar kos waktu ngekos di Mangga Besar Jakarta Pusat Hahaha Lalu bagaimana pandangan Om selaku artis laga senior dengan perkembangan film maupun aktor laga sekarang Menurut saya industri film laga di sini agak merosot ya udah nggak muncul lagi bahkan Zaman dulu selain saya ada Berry Prima Advent Bangun dan lainnya Kemudian dilanjut Joe Taslim dan Iko Uwais Nah setelah mereka ini belum kelihatan lagi generasi berikutnya Dan itu sangat disayangkan Sekarang Om sudah jarang terlihat di layar kaca Kenapa Ya saya lagi santai santai saja di rumah karena memang udah nggak mau stripping Nerima tawaran job yang pendek pendek aja Maklum sudah usia segini jadi nggak bisa yang berat berat hehehe Sebelum ke Hongkong Willy mengaku pernah diramal Nawi Ismail bahwa dirinya akan berlaga di sana Tidak pernah bercita cita menjadi aktor terkenal Kali pertama terjun ke industri film berdasar referensi dari kakak sahabatnya yakni Lenny Marlina Di rumah selain berolahraga dan berjemur aktivitas Willy adalah berkebun Selain itu dia hobi mengoleksi senjata tradisional dari daerah di Indonesia dan luar negeri Sekarang jumlahnya mencapai 50 senjata JPC

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: