Honda

Kejanggalan Kasus Baku Tembak Polisi, Terbaru Soal Senjata

Kejanggalan Kasus Baku Tembak Polisi, Terbaru Soal Senjata

JAKARTA, PALPRES.COM - Ketua Pusat Studi Hukum Kepolisian (PSHK) Universitas Islam Sultan Agung Semarang Muhammad Taufiq ikut menyoroti insiden baku tembak polisi di rumah kadiv Propam PolriIrjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7).

Dalam peristiwa tersebut Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas terkena tembakan Bharada E. Brigadir J yang merupakan ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Brigadir J merupakan personel Brimob yang bertugas di Divisi Propam Polri. Dia juga sopir pribadi Putri Ferdy Sambo, istri Ferdy Sambo.

Bharada E merupakan anggota Brimob yang diperbantukan untuk menjadi ajudan Kadiv Propam Polri.

Taufiq menyatakan Polri perlu menjelaskan kepemilikan senjata api laras pendek yang digunakan Bharada E untuk menembak Brigadir J.

Dia juga menyebutkan pihak kepolisian perlu menjelaskan secara terinci terkait baku tembak yang menggemparkan publik itu.

Taufiq menilai ada sejumlah kejanggalan di balik insiden tersebut.

"Di balik tewasnya Brigadir Joshua, masih menyisakan kejanggalan besar," kata Muhammad Taufiq kepada wartawan, Rabu (13/7).

Salah satu tanda tanya besar, lanjutnya, ialah soal kepemilikan senjata api oleh Bharada E yang secara kepangkatan dia adalah tamtama.

Dketahui, Bharada merupakan singkatan dari Bhayangkara Dua, pangkat terendah di golongan Tamtama.

Urutan pangkat polisi golongan Tamtama, yakni Ajun Brigadir Polisi (Abrip), Ajun Brigadir Polisi Satu (Abriptu), Ajun Brigadir Polisi Dua (Abripda), Bhayangkara Kepala (Bharaka) Bhayangkara Satu (Bharatu), dan Bhayangkara Dua (Bharada).

Taufiq menjelaskan berdasar Perkap Nomor 1/2009 tentang Penggunaan Kekuatan Dalam Tindakan Kepolisian, Bharada E sebagai Tamtama tidak diperkenankan memegang senjata, kecuali dalam pengamanan tertentu.

”Itu pun (dalam pengamanan tertentu) senjatanya laras panjang, bukan senjata api pendek," jelasnya.  

Dia menyebutkan kejanggalan tersebut memunculkan asumsi liar di masyarakat, salah satunya kemungkinan ada masalah pribadi di balik tewasnya Brigadir J.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com