Honda

Covid-19 Global Meledak Lagi, Pemerintah Timbang Vaksin Dosis Keempat

Covid-19 Global Meledak Lagi, Pemerintah Timbang Vaksin Dosis Keempat

JAKARTA, PALPRES.COM – Melihat perkembangan kasus Covid-19 global dan nasional yang kembali melonjak, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mempertimbangkan untuk memberikan vaksin Covid-19 dosis keempat atau vaksin booster kedua. 

Pemberian vaksin dosis keempat dinilai penting untuk beberapa kelompok. Apalagi, virus corona terus bermutasi dengan cepat saat ini.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril mengatakan, pemerintah tengah mempertimbangkan pemberian booster kedua kepada masyarakat umum. Adanya prediksi sejumlah pakar epidemiologi bahwa pandemi Covid-19 bakal berkepanjangan, menjadi alasannya. 

Menurut sejumlah pakar ilmu kesehatan, munculnya varian atau subvarian baru virus corona sangat mungkin menurunkan efikasi atau efektivitas dari vaksin, sehingga perlindungan terhadap daya tahan tubuh pun berkurang.

Kalau pandemi berlangsung lama, maka vaksin primer dosis lengkap plus booster belumlah cukup. Pakar merekomendasikan penyelenggaraan program vaksinasi booster kedua.

Pembahasan terkait dengan program vaksinasi dosis keempat untuk masyarakat umum di Indonesia saat ini sedang dibahas secara intensif oleh Kemenkes bersama Indonesian Technical Advisory Group On Immunization (ITAGI).

Kalau memang vaksinasi dosis keempat diperlukan, maka kelompok berisiko tinggi mendapat prioritas untuk mendapatkannya. Yakni lansia, orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, dan petugas pelayanan publik.

Mereka yang tak masuk kelompok berisiko tinggi jangan langsung cemas. Efektivitas vaksin memang akan terus turun seiring dengan cepatnya mutasi virus. Namun, vaksin bisa mencegah tingkat keparahan peningkatan kasus Covid-19.

Peneliti Global Health Security mengatakan, kehadiran subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus memperpanjang durasi pandemi gelombang IV.

Padahal gelombang BA.4 dan BA.5 belum mencapai puncak. Lamanya masa krisis atau masa rawan Covid-19 bergantung pada penanganan virus di Tanah Air. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: