RDPS
Honda

Wajib Tahu, 6 Cara Mengendalikan Amarah Sesuai Ajaran Rasulullah SAW

Wajib Tahu, 6 Cara Mengendalikan Amarah Sesuai Ajaran Rasulullah SAW

Memiliki kepercayaan diri rendah merupakan salah satu dari tanda kamu sedang tidak baik. -Foto: Alhadi Farid -Palpres.com

PALEMBANG, PALPRES.COM - Jika kamu tidak dapat mengatasi kemarahan, maka akan menyebabkan banyak masalah salah satunya akan mempengaruhi kesehatan kamu.

Masalah pengendalian amarah adalah suatu penyakit mental yang tidak boleh diabaikan. Apabila kamu mulai merasa tidak dapat mengendalikan amarah kamu, pertimbangkan beberapa tips dari dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.

Melansir dari instagramnya @dr.vivisyarif berikut 6 cara mengendalikan amarah sesuai ajaran Rasulullah SAW. Pertama, bila kamu marah saat sedang berdiri, maka duduklah.

Mengubah posisi merupakan salah satu cara distraksi dari emosi marahmu. Selain itu, dengan mengubah posisi dapat memberikan space (ruang) bagi dirimu dari emosimu, serta memberi jeda waktu (delay) dari emosimu.

BACA JUGA:6 Cara Mengendalikan Emosi Saat Marah, Nomor 2 Bisa Diterapkan

Setelah itu, bila masih marah saat duduk, maka berbaringlah. Prinsipnya sama dengan pada poin pertama. Ini adalah distraksi dari emosimu. Selain itu, posisi berbaring membantumu lebih rileks. Kita tahu relaksasi dapat membantumu mengelola emosi (amarah) dengan lebih baik.

Selanjutnya, berwudhu. Pernah kah kamu perhatikan bahwa saat marah, biasanya wajah terasa panas bahkan sampai kemerahan, jantung berdebar, tubuh gemetar, napas menjadi cepat, nada suara bisa menjadi tinggi? Namun dengan berwudhu, bagian tubuhmu seperti wajah, kepala, tangan dan kaki akan terkena air yang memberi efek relaksasi.

Tips berikutnya, salat dua rakaat. Sholat sebagai bagian dari ibadah yang meliputi doa dan perwujudan komunikasi kita pada Allah SWT, tak diragukan lagi dapat memberi efek lebih tenang, membuat kita bisa "curhat" sama Sang Khalik, membuat kita merasa tidak sendiri, dan merasa ada Allah SWT yang dapat membantu kita. Hal ini dapat membantu kita melakukan "reframing", mereka ulang pola pemikiran kita terhadap situasi yang membuat kita marah.

Tips selanjutnya, Mandi. Sama seperti prinsip wudhu pada poin ketiga tadi, dengan mandi kita dapat memberi distraksi pada emosi marah dan membiarkan proses mandi dengan air menjadi media untuk kita relaksasi dan menenangkan diri.

BACA JUGA:Work Life Balance Bisa Buat Kamu Bahagia, Simak Ini!

Dan tips terakhir yaitu Diam. Saat emosi marah meningkat, biasanya fungsi otak kita "dibajak" (hijack) oleh Amygdala, sehingga proses fungsi kognitif seperti memproses situasi, problem solving, decision making, yang biasanya dilakukan oleh area otak yang bijaksana yaitu Prefrontal Cortex, jadi tidak berjalan.

Dengan memberi jeda, delay, diam terlebih dahulu, kita memberi waktu agar bagian otak Prefrontal Cortex kembali berfungsi agar keputusan yang kita ambil dalam mengekspresikan emosi marah bisa lebih bijaksana.

“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap, maka berbaringlah." (HR. Abu Daud). "Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam denga air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu." (HR. Abu Daud). "Jika salah seorang di antara kalian marah diamlah." (HR. Ahmad).

“Ternyata Islam mengajarkan cara mengelola amarah, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Perihal pengendalian amarah, siapa lagi contoh terbaik yang patut dicontoh selain Rasulullah SAW,” tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: