Waspadai Cacar Monyet, Bisa Sebabkan Kematian
Ilustrasi cacar monyet--
JAKARTA, PALPRES.COM – Masyarakat mesti mewaspadai penyakit Monkeypox atau cacar monyet, karena sebabkan kematian bagi penderitanya.
Ketua Satgas Cacar Monyet Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari menegaskan, penyakit cacar monyet bisa menyebabkan kematian terhadap pasiennya pada kondisi terburuk.
"Kalau orang itu punya daya tahan tubuh lemah bisa komplikasi. Misalnya, infeksi kulit, saluran pernapasan, bahkan hingga infeksi otak dan berakhir kematian," ujarnya dilansir Antara, Jumat (5/8/2022).
BACA JUGA:Irjen Ferdy Sambo Ditangkap? Ini Kata Polri
Menurutnya, pasien cacar monyet memiliki risiko kematian di kisaran 0-16 persen akibat komplikasi, seperti infeksi sekunder pada saluran napas, darah tercemar, infeksi otak, dan infeksi mata.
Pasien dengan kormobid, seperti gagal ginjal dan pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, bahkan bisa mengalami gejala terburuk cacar monyet.
"Kalau infeksinya ada di otak, atau menyerang semua organ tubuh, artinya terjadi sepsis, maka angka kematian tinggi," katanya.
Namun, dia mengatakan penyakit cacar monyet tidak berakibat kematian pada pasien dengan kondisi imun tubuh yang baik.
Sebab umumnya penyakit cacar monyet bisa sembuh dengan sendirinya.
BACA JUGA:Sejak 5 Agustus, Jalur Tol Palindra Dialihkan
Ia mengatakan, masa inkubasi cacar monyet dimulai virus masuk ke tubuh pasien hingga menimbulkan gejala dalam satu sampai empat pekan.
"Kenapa lama?, kalau daya tahan tubuh kuat dalam beberapa pekan saja bisa ada respons. Tapi kalau lemah, butuh inkubasi yang agak panjang," katanya.
Hanny mengatakan, gejala Monkeypox secara kasat mata bisa terlihat dari bercak ruam di permukaan kulit, diikuti bintik atau lentingan berisi cairan nanah. Gejala awal yang paling banyak dikeluhkan adalah demam, sakit kepala, ada rasa tidak enak di tenggorokan, dan ada kelainan di kulit.
Lokasinya juga sangat berpengaruh, jadi disampaikan bahwa 95 persen manifestasi ada di wajah, di telapak tangan dan kaki 75 persen, di jaringan mulut, mata ada 70 persen dan di alat kelamin 30 persen, dan di selaput lendir mata 20 persen. Ruamnya jelas ada peninggian di atas permukaan kulit, bintil dan lenting yang bernanah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: