Honda

Tiga Fondasi Prioritas di Era Jokowi, Presiden: 2030, APBN Diperdiksi Naik Tiga Kali Lipat

Tiga Fondasi Prioritas di Era Jokowi, Presiden: 2030, APBN Diperdiksi Naik Tiga Kali Lipat

(Tangkapan layar) Presiden Joko Widodo menghadiri peresmian pembukaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, pada Jumat, 5 Agustus 202-Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev-presidenri.go.id

BOGOR, PALPRES.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprioritaskan membangun tiga fondasi  ekonomi agar bisa bersaing dengan negara lain.

Hal ini diungkap Jokowi saat membuka Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, pada Jumat, 5 Agustus 2022.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa di masa depan, bukan negara besar yang akan mengalahkan negara kecil ataupun negara kaya yang akan mengalahkan negara miskin.

Melainkan negara cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat.

Untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain, dibutuhkan setidaknya tiga fondasi utama, yakni infrastruktur, hilirisasi dan industrialisasi, serta digitalisasi.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat secara resmi membuka Silaturahmi Nasional (Silatnas).

BACA JUGA:Edit Foto Stupa Candi Mirip Jokowi, Roy Suryo Akhirnya Ditahan

“Satu, infrastruktur. Ini mungkin baru akan terasa nanti lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang, tidak bisa instan kita rasakan sekarang. Tetapi begitu kita berkompetisi dengan negara-negara lain, kalau infrastruktur kita baik, akan kelihatan kita bisa bersaing atau tidak bisa bersaing,” ujar Presiden.

“Dalam tujuh tahun ini, telah (ber)tambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan nontol, bandara baru 16, pelabuhan baru 18, bendungan baru 38, irigasi 1,1 juta hektare. Inilah fondasi kita untuk nanti berkompetisi dengan negara-negara lain. Mungkin tidak bisa kita rasakan instan sekarang, dan nanti efeknya akan ke APBN,” lanjutnya.

Fondasi kedua yakni hilirisasi dan industrialisasi. Presiden Jokowi menyoroti ekspor bahan mentah yang telah dilakukan sejak lama, misalnya nikel.

Menurutnya, nilai ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah pada 2014 hanya mencapai USD1 miliar atau Rp15 triliun dan melompat berkali-kali lipat setelah ekspor tersebut dihentikan.

“Begitu kita stop, 2017 setop (ekspor bahan mentah) nikel, ekspor di 2021 mencapai Rp300 triliun lebih. Dari Rp15 triliun, melompat menjadi Rp300 triliun. Itu baru satu komoditas,” imbuhnya.

Menurut Presiden Jokowi, dengan melakukan hilirisasi dan industrialisasi, pemerintah akan mendapatkan banyak keuntungan.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Dorong Korsel Percepat Ekosistem Mobil Listrik di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://www.presidenri.go.id