Keluarga Alias Tinggal di Gubuk Tepi Sungai Lingsing
TINGGAL DI GUBUK : Keluarga Alias (39) warga Desa Pagarjati, Kecamatan Kikim Selatan yang tinggal di gubuk ditepi Sungai Lingsing, membutuhkan uluran bantuan, Rabu (17/8/2022). -Foto : IST FOR PALPRES-
LAHAT, PALPRES.COM - Alias (39) warga Desa Pagarjati, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh upah serabutan ini, tinggal di gubuk selama kurang lebih tiga tahun.
Luas bangunannya berukuran 4x6 meter persegi, terbuat dari papan, bambu dan seng bersama anak pertamanya yang baru duduk di bangku sekolah dasar (SD), yang sangat membutuhkan bantuan dari para darmawan, ditengah himpitan ekonomi yang terasa semakin berat.
"Saya tinggal bersama istri dan dua anak, yang sehari-hari mencari nafkah dari upah serabutan, yang apabila masyarakat membutuhkan jasa tenaga," jelasnya, Rabu (17/8/2022).
Dirinya menceritakan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, bekerja upahan sebagai penjaga mesin padi, dengan bayaran persenan dan ini pun usaha penumbuk padi milik orang lain.
BACA JUGA:Tingkat Kemiskinan Prabumulih Alami Penurunan
"Kalau tidak ada yang menumbuk padi atau kopi saya upahan serabutan, hanya dapat menghasilkan Rp 300.000 perminggu, itu pun cukup tidak cukup di cukupkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ulas Alias.
Bapak dua anak itu kembali bercerita, bahwa tanah dan gubuk yang sekarang menjadi tepat tinggal, melainkan tanah pulau atau tanah pinggir sungai yang tidak mempunyai tuan pemiliknya.
"Gubuk dan tanah yang saya tinggali ini bukan punya saya pak, ini tanah hasil dari gerusan air sungai yang tidak mempunyai milik, apabila sungai besar ya pasrah saja, dan untuk ke seberang harus melewati jebatan ketika aliran sungai besar," ujarnya.
Ia menuturkan, anak pertama duduk di bangku kelas 5 SD, dan itu pun untuk biaya sekolah pun susah payah, tapi bertekat setidaknya tamat SD.
BACA JUGA:Ekonomi Pagaralam Tumbuh Tapi Tren Kemiskinan Meningkat
"Untuk lanjut ke SMP nanti kita belum Tahu untuk kedepanya tapi kalau ada reski yang semoga tamat SMA," papar Alias.
Sejauh ini, masih kata Alias, baru menerima bantuan langsung tunai (BLT), yang dikucurkan pemerintah desa, sedangkan untuk program PKH dan BPNT tidak dapat sama sekali.
"Kalau bantuan pemerintah berupa bantuan PKH itu saya tidak dapat, tapi kalau bantuan dari Pemdes Pagarjati yakni, dana BLT saya dapat, sudah hampir dua tahun ini" tuturnya.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Pagarjati, Juan Asdi membenarkan, ada warga yang tinggal di gubuk yang bertempat tinggal di pinggiran aliran Sungai Linsing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: