Honda

Pendekatan Klaster, Cegah Kebakaran Lahan Gambut dengan Libatkan Multipihak

 Pendekatan Klaster, Cegah Kebakaran Lahan Gambut dengan Libatkan Multipihak

Foto bersama disela-sela program Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM) Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Kemitraan)-Muji-palpres.com

KAYUAGUNG, PALPRES.COM - Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, bersama Kabupaten Pelalawan, Riau, dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah menjeadi pilot pencegahan kebakaran hutan dan lahan berbasis klaster di Indonesia. 

Melalui program Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM) Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Kemitraan).

Didukung US Agency for International Development (USAID), dan United Nation Environmental Programme (UNEP), Kishugu dari Afrika Selatan dan CCROM IPB (Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia Pasific - Institut Pertanian Bogor) memfasilitasi penguatan berbagai pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla di daerah pilot. 

Direktur Eksekutif Kemitraan, Laode M Syarif menjelaskan, tindakan pencegahan kebakaran hutan di setiap kabupaten dilakukan dengan pendekatan klaster. 

Pasalnya, setiap daerah dan lahan tertentu punya keragaman sendiri sehingga penerapannya berbeda. 

"Pendekatan klaster merupakan kegiatan pencegahan kebakaran yang bersifat kolaboratif dan melibatkan semua pihak, seperti pemerintah daerah, Manggala Agni, TNI, kepolisian, perusahaan swasta, dan kecamatan, serta desa," tuturnya. 

Dalam diskusi media terkait penguatan kolaborasi pencegahan dan penanggulangan Karhutlah di Jakarta, Senin 27 Juni 2022.

"Pendekatan ini diharapkan dapat mengubah paradigma penanganan karhutla dari upaya pemadaman api kepada upaya pencegahan kebakaran. 

Strategi pencegahan dengan kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan karena kebakaran di lahan gambut sulit dipadamkan," imbuhnya.

Sementara Sekda OKI, H Husin mengatakan, pendekatan ini diharapkan dapat mengubah paradigma penanganan karhutla dari upaya pemadaman api kepada upaya pencegahan kebakaran. 

Strategi pencegahan dengan kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan karena kebakaran di lahan gambut sulit dipadamkan.

"Kebakaran hutan sulit dipadamkan. 

Apa lagi kalau pakai helikopter [pemadam kebakaran] yang [baling-balingnya] membuat api jadi luas," kata H Husin, Sekda Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. 

Secara dana, pihak pemerintah kabupaten sangat sulit untuk menganggarkan pemadaman karena keterbatasan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com